Bersama Pemudi Desa Damai, Wahid Foundation Kampanyekan Kesetaraan Gender dan Toleransi
Berita Baru, Jakarta – Peringatan hari International Woman’s Day 2021 menjadi peringatan paling berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang lakukan Wahid Foundation bersama Pemudi Desa Damai di Jawa Timur misalnya, mereka memanfaatkan digital sebagai ruang kegiatan selam satu bulan penuh.
“Peringatan hari Perempuan Internasional tahun ini menjadi peringatan paling berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hari yang selalu diperingati setiap tanggal 8 Maret tersebut kini diperingati di tengah situasi Pandemi Covid-19 yang genap memasuki satu tahun umurnya di Indonesia. Seiring penyesuaian segala aktivitas yang dilaksanakan selama Pandemi melalui kegiatan online, peringatan hari Perempuan Internasional juga lebih banyak diisi melalui ruang-ruang digital,” tulis rilis Wahid Foundation, Senin (3/22/2021).
Sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil yang juga konsen memperjuangkan isu perempuan dan kesetaraan gender, Wahid Foundation juga memperingati hari Perempuan Internasional melalui ruang online dengan mengampanyekan keseteraan dan anti diskriminasi gender. Narasi-narasi yang dibangun bertujuan menuju tata kehidupan sosial yang setara gender dan lebih inklusif.
Melalui program Women Participation for Inclusive Society (WISE) – GUYUB yang bekerjasama dengan UN Woman sejak 2017, Wahid Foundation menguatkan pelaksanaan Desa Damai dengan mengedepankan mekanisme komunitas yang responsive gender untuk mempromosikan komunitas yang damai dan keadilan gender.
Banyak elemen masyarkat yang dilibatkan dalam program tersebut, di samping Bhabinkamtibmas, aparatur desa dan tokoh masyarakat, juga kelompok perempuan dan pemuda-pemudi desa. Melalui program tersebut, Wahid Foundation mengadakan Kelas Inisiator Perempuan (KIP) pada 20 Februari lalu melalui jejaring online.
“Tujuan kegiatan tersebut untuk memperkuat kepemuda-pemudi Desa Damai di Jawa Timur yaitu dari Desa Candirenggo, Desa Sidomulyo, Desa Prancak, dan Desa Guluk-Guluk. Untuk memperkuat kapasitas perempuan muda dan membangun inisiatif mereka supaya lebih berani bersuara melalui kampanye efektif dan kreatif di media tentang isu-isu kesetaraan, keadilan gender, dan toleransi yang secara khusus mengkonter narasi-narasi yang diskriminatif gender, dan umumnya melawan ujaran kebencian serta hoaks kesehatan selama Pandemi,” Jelanya.
Salah satu pemudi asal Desa Candirenggo, Batu, Malang, Andromeda mengaku banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Ia merasa tertantang saat mengetahui banyak praktik diskriminasi atas nama gender di lingkungannya. “Kegiatan ini banyak memberikan wawasan kepada saya bahwa praktik-praktik diskriminasi atas nama gender yang selama ini saya lihat dalam aktivitas sehari-hari haruslah kita hilangkan, ” tutur Andromeda, salah seorang peserta Kelas Inspirator Perempuan. (MKR)