Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Para pengunjuk rasa memasang spanduk di kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa tiga hari setelah diserbu oleh pengunjuk rasa anti pemerintah di Kolombo di Kolombo, Sri Lanka, Selasa, 12 Juli 2022. Foto: AP Photo/Rafiq Maqbool.
Para pengunjuk rasa memasang spanduk di kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa tiga hari setelah diserbu oleh pengunjuk rasa anti pemerintah di Kolombo di Kolombo, Sri Lanka, Selasa, 12 Juli 2022. Foto: AP Photo/Rafiq Maqbool.

Beberapa Jam Sebelum Mengumumkan Pengunduran Diri, Presiden Sri Lanka Dikabarkan Berhasil Kabur ke Luar Negeri



Berita Baru, Kolombo – Di tengah unjuk rasa yang meluas atas penanganannya terhadap krisis ekonomi, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dikabarkan telah meninggalkan negara berpenduduk 22 juta itu pada Rabu (13/7) pagi hari, beberapa jam sebelum dia mengumkan akan mengundurkan diri.

Kabar kepergian Rajapaksa pertama kali dilaporkan oleh Associated Press, yang mengatakan bahwa Rajapaksa pergi menuju kota Male, ibu kota Maladewa. Laporan tersebut bersumber dari seorang petugas imigrasi dengan syarat anonim.

Sementara itu, juga bersumber dari seorang petugas imigrasi anonim, Reuters melaporkan bahwa Rajapaksa, istri dan dua pengawalnya pergi dengan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka.

Pejabat itu mengatakan otoritas imigrasi tidak dapat di bawah hukum mencegah presiden yang masih menjabat meninggalkan negara itu.

Rajapaksa akan mengundurkan diri sebagai presiden pada hari Rabu (14/7) siang untuk memberi jalan bagi pemerintah persatuan.

Pengunduran dirinya dilakukan setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya dan perdana menteri pada hari Sabtu (9/7) menuntut penggulingan mereka.

Presiden belum terlihat di depan umum sejak Jumat dan parlemen akan memilih penggantinya pada 20 Juli.

Keluarga Rajapaksa, termasuk mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa, telah mendominasi politik Sri Lanka selama bertahun-tahun dan sebagian besar warga Sri Lanka menyalahkan mereka atas masalah saat ini.

Rajapaksa menerapkan pemotongan pajak populis pada tahun 2019 yang mempengaruhi keuangan pemerintah sementara menyusutnya cadangan devisa membatasi impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Bensin sangat dibatasi hingga antrean panjang terbentuk di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak.

Inflasi utama mencapai 54,6% bulan lalu dan bank sentral telah memperingatkan bahwa krisis ekonomi itu bisa naik menjadi 70% dalam beberapa bulan mendatang.

Protes terhadap pemerintah membara sejak Mei, namun pada aksi protes Sabtu (9/7) kemarin, ratusan ribu orang membanjiri Kolombo dan menduduki gedung-gedung penting pemerintah dan tempat tinggal.

Sementara itu, Mahinda Rajapaksa, saudara laki-laki presiden, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei setelah protes terhadap keluarga berubah menjadi kekerasan.

Mahinda Rajapaksa tetap bersembunyi di sebuah pangkalan militer di timur Sri Lanka selama beberapa hari sebelum kembali ke Kolombo.

Pada hari Selasa (12/7), pejabat imigrasi mencegah saudara laki-laki presiden lainnya, mantan menteri keuangan Basil Rajapaksa, terbang ke luar negeri.

Dia mengundurkan diri sebagai menteri keuangan pada awal April di tengah protes jalanan yang keras terhadap kekurangan bahan bakar dan makanan, dan berhenti dari kursinya di parlemen pada Juni.