Beberapa Jam Berlaku, Ratusan Orang Ditangkap Polis di Bawah UU Keamanan Nasional China
Berita Baru, Internasional – Pada hari Rabu (1/7) sore, polisi Hong Kong melakukan penangkapan pertama di bawah undang-undang keamanan nasional baru Beijing saat peringatan penyerahan Hong Kong ke China dipenuhi oleh ribuan orang yang menentang pemberlakukan undang-undang tersebut.
Mengutip AFP, pada saat protes polisi mengerahkan meriam air, semprotan merica dan gas air mata sepanjang sore hari. Secara total, polisi menangkap lebih dari 180 orang dan tujuh di antaranya melanggar hukum keamanan nasional.
Pengesahaan undang-undang itu terjadi pada Selasa (30/6), dan mulai berlaku efektif pada hari ini, Rabu (1/7). Pengesahaan itu merupakan langkah kontroversial dari China dan telah mendapat kecaman dari beberapa negara.
Namun, Beijing mengatakan bahwa undang-undang itu akan memulihkan stabilitas, meskipun pada faktanya undang-undang itu telah memicu kerusuhan terburuk di Hong Kong dalam beberapa bulan terakhir.
Undang-undang baru itu melarang pandangan, tanda-tanda, atau simbol politik tertentu yang menunjukkan dukungan terhadap kemerdekaan Hong Kong, Taiwan, Xinjiang dan Tiber.
Polisi mengatakan dua penangkapan pertama di bawah undang-undang keamanan nasional adalah mereka yang memiliki tanda-tanda mempromosikan kemerdekaan Hong Kong.
“Advokasi kemerdekaan Hong Kong bertentangan dengan hukum,” tegas Menteri Keamanan John Lee kepada wartawan, Rabu (1/7).
Namun, pada saat protes terjadi, banyak dari pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan kemerdekaan untuk Hong Kong.
“Apa yang ingin dilakukan rezim otoriter ini adalah untuk meneror rakyat dan mencegah mereka keluar,” ujar Chris To, seorang pemrotes berusia 49 tahun, kepada AFP.
Sementara itu, pihak polisi mengatakan bahwa seorang petugas polisi ditikam di pundak ketika ia mencoba melakukan penangkapan para pengunjuk rasa.