Bappenas RI: Penanggulangan Bencana Perlu Pendekatan Pengetahuan
Berita Baru, Jakarta – Pakar Manajemen Bencana, Bappenas RI, Wignyo Adiyoso menyebut bahwa dalam menyusun penanggulangan bencana perlu pendekatan ilmu pengetahuan, mulai perencanaan sampai dengan tahap evaluasi.
“Ketika menyusun program intervensi terkait pengurangan bencana, kita harus tahu persis apa karakteristik bencana. Penanggulangan bencana perlu pendekatan pengetahuan, dari teori yang benar yaitu mulai perencanaan sampai dengan dilakukan evaluasi sebuah penanggulangan bencana,” kata Wignyo Adiyoso.
Hal itu ia ungkap saat menjadi narasumber dalam serial webinar ke-12 Musyawarah Indonesia, dengan tajuk ‘Penanggulangan Bencana di Negara Ring of Fire’, Kamis (16/12) malam.
Lebih lanjut Wignyo Adiyoso menjelaskan terkait wilayah Indonesia yang berada dalam Cincin Api Pasifik atau biasa disebut kawasan Ring of Fire.
Dalam Lingkaran Api Pasifik ini, lanjutnya, setidaknya ada 450 rangkaian gunung berapi aktif dan tidak aktif yang berbentuk lingkaran tidak sempurna di wilayah Ring of Fire. Membentang di sekitar Lempeng Laut Filipina, Lempeng Pasifik, Juan de Fuca dan Lempeng Cocos, serta Lempeng Nazca.
“Banyaknya aktivitas seismik di wilayah Ring of Fire menjadi konsekuensi kerentanan terhadap negara yang ada diatasnya karena memiliki ancaman gempa bumi, tsunami, serta dampak lanjutan dari bencana yang terjadi,” ujar Wignyo.
Sebagai tambahan informasi, Musyawarah Indonesia merupakan forum yang mengkampanyekan musyawarah atau dialog sebagai cara terbaik mencari solusi dalam kehidupan bangsa yang demokratis, karena dialog adalah oksigen demokrasi.
Turut hadi kesempatan itu, Koordinator Musyawarah Indonesia, Abdul Rahman Ma’mun, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Kepala Pelaksana BPBD NTB, Sahdan, dan Akbar Apriawan, Direktur Indonesia Resilience.