Bapanas Klaim Impor Beras Dilakukan untuk Jaga Stok Pangan
Berita Baru, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan bahwa kegiatan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah adalah langkah antisipasi terhadap potensi dampak fenomena El Nino. Impor tersebut bertujuan untuk menjaga stok cadangan pangan pemerintah agar tidak kosong dan memastikan stabilnya harga beras di pasaran.
Hal ini sebagai tanggapan terhadap tuntutan serikat petani yang meminta agar pemerintah tidak melakukan impor beras, khawatir akan berdampak negatif terhadap harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani.
Dalam konferensi pers di Kantor Kementan pada Jumat (19/1/2024), Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengungkapkan, “Panen raya diprediksi mundur hingga Mei 2024 akibat fenomena El Nino. Oleh karena itu, hal ini perlu diantisipasi agar stok cadangan pangan pemerintah tak kosong. Kalau tidak ada stok, harga bisa melambung dan naik terus.”
Menanggapi kekhawatiran terkait impor beras, Ketut menekankan bahwa saat ini tidak mudah untuk melakukan impor karena sejumlah negara eksportir beras tengah mengamankan pasokan dalam negeri. “Intinya kita harus secure stok kita,” tambahnya.
Terhadap tuntutan serikat pekerja yang menginginkan peningkatan harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen (GKP), Bapanas menyatakan perlunya kajian ulang sebelum melakukan penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Serikat Pekerja Indonesia (SPI) menginginkan kenaikan HPP dari Rp5.000 per kilogram menjadi Rp7.000 per kilogram.
“Bapanas akan berupaya agar harga beras stabil baik di tingkat petani maupun konsumen,” kata Ketut.
Sebagai informasi tambahan, Presiden Joko Widodo telah menetapkan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2024. Langkah ini diambil karena defisit neraca pada Januari-Februari 2024 diperkirakan mencapai 2,8 juta ton, dan asumsi ini menjadi dasar untuk mendatangkan beras dari luar negeri.