Bantuan KBRI Dhaka untuk WNI Capai Rp500 Juta
Berita Baru, Jakarta – Bantuan yang diberikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Bangladesh dan Nepal kepada warga negara Indonesia yang berada di sana telah mencapai Rp500 juta.
Hal tersebut disampaikan Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal Rina P. Soemarno dalam diskusi daring yang digelar Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia yang bertajuk Ambassadors and Young Leaders Week, Minggu (28/6).
“Kedutaan RI di Bangladesh yang sejak 2018 lalu telah melangsungkan single country exhibition bertajuk Indonesia Fair. Dalam tiga hari, acara yang dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Kemendag dan Kemenlu tersebut memiliki potensi transaksi sebesar US$ 286 juta,” ujarnya.
Di tahun selanjutnya, lanjut Rina KBRI Dhaka menambahkan forum bisnis dan investasi yang menghasilkan transaksi dan potensi transaksi senilai US$ 186 juta, dan kerja sama di bidang investasi senilai US$ 1 miliar.
“Di tahun yang sama, Indonesia dan Bangladesh meluncurkan preferential tariff agreement. Bangladesh pertama kali mengadakan kerja sama di bidang ini dengan Indonesia dikarenakan Indonesia dipandang sebagai mitra yang sangat potensial,” paparnya.
Lebih lanjut, menurut Rina salah satu bidang yang juga ditonjolkan dalam kerja sama bilateral ini adalah turisme. Sejak diberlakukannya bebas visa dari pihak Indonesia untuk berbagai negara, termasuk Bangladesh dan Nepal, kunjungan wisatawan dari kedua negara tersebut sangat fantastis.
“Sejak 2015 hingga 2019, terjadi peningkatan kunjungan wisatawan sebesar 278% dari Bangladesh dan 500% dari Nepal,” jelasnya.
Saat dikonfirmasi terkait penyebaran Covid-19, Rina mengungkapkan tingkat penularan Covid-19 di Bangladesh dan Nepal sedang sangat tinggi.
“Hal ini seiring dengan kapasitas pemerintah dalam melakukan pengetesan. Selain itu, kasus baru meningkat secara drastis di sekitar akhir Mei dan awal Juni dikarenakan adanya arus balik dari masyarakat ke ibukota setelah mudik merayakan Hari Raya Idulfitri, serta kembalinya tenaga kerja asing ke Bangladesh yang berbarengan dengan pelonggaran aturan lockdown,” tuturnya.
Akibat situasi pandemi saat ini, Rina menuturkan terdapat agenda KBRI Dhaka terhambat, seperti batalnya Indonesia Fair di Bangladesh yang seharusnya dilaksanakan pada bulan April lalu dan tertundanya pembentukan Foreign Office Consultation dengan Nepal.
“Namun, pandemi ini menimbulkan peluang kerja sama baru, terkhususnya dalam pengadaan alat-alat kesehatan dan produksi obat-obatan dikarenakan Bangladesh unggul di bidang farmasi, serta terbukanya kesempatan Indonesia untuk memasok bahan baku medis dari Tiongkok ke Bangladesh sendiri,” tutur Rina.
“Di luar itu, Warga Negara Indonesia merupakan prioritas dalam pelaksanaan diplomasi antara Indonesia di Bangladesh dan Nepal. KBRI Dhaka telah menyalurkan bantuan terhadap WNI di Bangladesh dan Nepal dalam bentuk biaya pengobatan, akomodasi, dan alat-alat kesehatan yang nilainya mencapai Rp500 juta rupiah, dan akan disalurkan tambahan senilai Rp400 juta,” pungkasnya.