Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Banjir Jakarta Tewaskan 21 Orang dan 30.000 Penduduk Kehilangan Rumah
(foto : The Guardian)

Banjir Jakarta Tewaskan 21 Orang dan 30.000 Penduduk Kehilangan Rumah



Berita Baru, Jakarta – Hujan deras telah menyebabkan banjir bandang yang menggenangi wilayah ibukota Indonesia, Jakarta dan kota-kota terdekat. Kejadian ini telah menewaskan setidaknya 21 orang dan ribuan orang harus kehilangan tempat tinggalnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di situs webnya, Kamis (02/01) pagi mengatakan kematian korban banjir disebabkan oleh hipotermia, tenggelam dan tanah longsor, sementara empat orang meninggal setelah tersengat listrik.

@BNPB_Indonesia “Hujan ektrem mengguyur wilayah Jabodetabek pada malam tahun baru 1 Januari 2020 menyebabkan banjir & menimbulkan kerusakan juga menyebabkan korban meninggal. Data yg berhasil BNPB kumpulkan terdapat 16 orang akibat banjir dengan rincian selengkapnya https://bnpb.go.id/update-korban-banjir-jabodetabek-16-orang…”

Dilansir dari The Guardian, Kamis (2/1), hampir 30.000 warga Jakarata telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara di seluruh kota pada Kamis pagi, kata pihak berwenang.

Juru bicara Kementerian Sosial, Joko Hariyanto mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters bahwa korban tewas kini telah mencapai 21 orang.

Tayangan yang disiarkan televisi memperlihatkan mobil yang terendam air dan orang-orang yang dikelilingi genangan air berwarna cokelat keruh di beberapa bagian ibukota.

Tingkat air di Jakarta timur dan selatan serta di kota-kota lain seperti Tangerang dan Bekasi mulai naik dari jam 3 pagi waktu setempat (2000 GMT) pada hari Rabu (1/1), menurut badan mitigasi bencana.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia juga telah memadamkan listrik di ratusan kabupaten di Jakarta, yang merupakan rumah bagi 30 juta orang.

Bandara domestik Halim di Jakarta juga ditutup akibat banjir, dengan pengalihan penerbangan ke bandara Soekarno Hatta.

Sementara itu, pihak berwenang kota telah berupaya untuk meningkatkan kerentanan kota dataran rendah terhadap banjir selama musim hujan dalam beberapa tahun terakhir.

Daniel, yang lingkungannya tergenang air, mengatakan kepada wartawan tentang kekecewaannya terhadap upaya pemerintah kota untuk mengurangi banjir yang terjadi setiap tahun selama musim hujan.

“Saya hanya punya satu harapan, yaitu meminta gubernur saat ini untuk memperbaikinya karena ini berdampak pada semua orang,” katanya. “Tolong, lakukan tindakan yang benar, lihat apa yang terjadi sekarang, kembalikan situasinya menjadi normal.”