Bandara San Francisco Melarang Penjualan Air Botol Plastik
Beritabaru.co, Internasional. – Hari-hari dengan air botol plastik selama penerbangan akan segera berakhir bagi orang-orang yang terbang keluar dari Bandara Internasional San Francisco (SFO). Dikutip dari The Guardian pada Sabtu, (03/08), peraturan ini akan berlaku mulai 20 Agustus 2019, dan merupakan bagian dari rencana SFO untuk mempelopori fasilitas ‘nol pembuangan sampah ke landfill’ pada tahun 2021.
Pada bulan Juli 2019, undang-undang kota telah menetapkan peraturan terhadap pembatasan distribusi sedotan sekali pakai. Toko-toko, restoran, dan mesin penjual otomatis yang menjual botol air plastik telah dilarang. Mulai 20 Agustus, hanya air dalam gelas, aluminium daur ulang, atau bahan kompos bersertifikat yang dapat dijual.
Perubahan ini merupakan bagian dari rencana strategis lima tahun SFO. Diluncurkan pada tahun 2016, rencana tersebut mencakup SFO menjadi fasilitas “nol pembuangan ke TPA” pada tahun 2021, sebagaimana dinyatakan dalam situs web resmi nya.
Menurut SFO, setiap tamu bandara bisa mneghasilkan setengah pon sampah. Dalam upaya mengurangi limbah, bandara membatasi aksesori makanan sekali pakai seperti serbet, cangkir kopi, dan sumpit. Dan mulai sekarang, botol plastik dengan slogan “ramah lingkungan” atau “berbasis bio” dan semacamnya harus disetujui oleh Biodegradable Plastics Institute (BPI) sebelum dijual.
Sebelum larangan botol plastik diumumkan, bandara telah terlebih dahulu memasang hampir 100 stasiun mesin pengisian botol air, dan mengamanatkan bahwa restoran hanya memberi pelanggan aksesori sekali pakai.
“Kami menunggu kebijakan ini sampai sekarang, karena beberapa tahun yang lalu benar-benar tidak ada tempat untuk memberikan alternatif air dalam botol plastik,” kata petugas informasi publik SFO Doug Yakel dalam sebuah wawancara.
Pada bulan Juni tahun ini, investigasi Guardian mengungkapkan bahwa hanya 9% dari plastik yang dikirim orang Amerika ke pabrik daur ulang yang benar-benar didaur ulang. Ini karena pabrik daur ulang AS tidak menerima hal-hal seperti plastik yang tidak dicuci, dan botol plastik yang masih ada tutupnya. Sebagian besar plastik murah seperti botol air, dan karton susu lari ke tempat pembuangan sampah, insinerator, atau dikirim ke negara lain untuk diproses.
Praktik ini telah menciptakan ekonomi internasional di mana negara-negara Barat mengirim sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang ke negara-negara miskin seperti Vietnam dan Laos. Sekarang, banyak dari negara-negara ini menolak sebagai tempat pembuangan sampah bagi negara-negara kaya.
Sekarang setelah ada pembicaraan internasional tentang keterbatasan pabrik daur ulang, Yakel, petugas informasi SFO, berharap langkah ini dapat mendorong produsen untuk berhenti menggunakan kemasan plastik.
“Kami berharap bahwa seiring meningkatnya permintaan dari pengecer, ada peningkatan pasokan air yang dikemas dalam botol yang dapat didaur ulang, kami juga berharap untuk menggerakkan industri itu,” tutupnya.
Penulis : Nafisa Sumber : The Guardian