Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bakamla Sebut Indonesia Belum Siap Manfaatkan Laut Perbatasan
Foto : Istimewa

Bakamla Sebut Indonesia Belum Siap Manfaatkan Laut Perbatasan



Berita Baru, Jakarta – Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Laksamana Madya TNI Aan Kurnia menyebutkan Indonesia belum siap memanfaatkan wilayah sendiri, termasuk sumber daya perikanan yang melimpah di laut perbatasan seperti Laut Natuna Utara.

Akibatnya, menurut Aan muncul permasalahan kelautan yang kerap terjadi di wilayah perbatasan dengan negara-negara lain.

“Kita belum siap untuk melaksanakan atau memanfaatkan di wilayah kita sendiri,” kata Aan seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

Contoh, lanjut Aan saat konflik antara China dan Indonesia mulai meletup, berbagai strategi telah dilakukan Indonesia agar wilayah yang masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Laut Natuna Utara itu tak ‘diacak-acak’ oleh negara tirai bambu itu.

Sebelumnya, China memang mengklaim wilayah perairan Natuna adalah wilayah milik mereka. Kapal-kapal nelayan China yang bahkan didampingi Coast Guard China berlayar di perairan itu.

Mereka bahkan mengusir nelayan kecil Natuna yang tengah menangkap ikan. Insiden itu terjadi pada akhir 2019 hingga awal tahun 2020.

Aan menjelaskan pemerintah pun kemudian sepakat untuk memberangkatkan 30 nelayan Pantura dengan ukuran kapal 100-150 Gross Tone (GT) berlayar di Natuna dan memanfaatkan sumber daya perikanan di sana. Namun, tak sampai satu bulan para nelayan ini sudah minta pulang ke Pulau Jawa.

“Karena ada Covid-19 kemudian hasil tidak maksimal sehingga belum 30 hari nelayan ini sudah kembali pulang,” kata Aan.

Di Natuna menurut Aan memang banyak nelayan karena sebagian besar mata pencaharian mereka adalah menangkap ikan.

“Hanya saja, para nelayan ini kata Aan adalah nelayan kecil yang menangkap ikan hanya untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Ukuran kapal milik mereka, menurut Aan juga terbilang kecil, hanya berkisar 5-10 GT saja. Mereka juga tak memikirkan berlayar untuk jangka panjang atau usaha pemenuhN ekonomi dalam bentuk besar, sebaliknya mereka berlayar hanya untuk kebutuhan pokok saja.

“Artinya apa? Nelayan kita belum siap untuk melawan nelayan asing yang sebetulnya di situ ada sumber daya ikan lah,” kata dia.

Aan menegaskan saat ini sudah bukan saatnya hanya berpikir untuk larang dan cegah seperti terhadap nelayan dari Pulau Jawa yang melaut di sana hingga pembatasan alat tangkap tertentu. Sebaliknya menurut Aaan, Indonesia sudah saatnya memikirkan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya ikan.

“Kita jangan hanya larang dan atur, kita juga harus bisa memanfaatkan, ini yang belum dilaksanakan,” pungkasnya.