Bakal Alot, Iran Beri Sinyal ‘Menentang’ Setelah Ditegur Pengawas Nuklir Dunia
Berita Baru, Teheran – Setelah mendapat teguran dari pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, Iran malah menanggapinya dengan menentang yang akan membuat semakin alot pembicaraan mengenai kesepakatan nuklir Iran 2015.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan dalam dua laporan rahasia pada hari Selasa (7/9) bahwa Iran terus meningkatkan produksi uranium yang diperkaya.
“Badan tersebut harus menjaga independensi dan profesionalismenya dan anggota badan harus secara serius menahan diri dari mencoba menggunakannya untuk mencapai tujuan politik mereka,” kata Duta Besar Iran untuk IAEA, Kazem Gharibabadi menanggapi laporan triwulanan pertama IAEA, dilansir dari Al Jazeera.
Gharibabadi juga menambahkan bahwa Iran menyumbang lebih dari seperlima dari semua pemantauan IAEA sementara badan tersebut tidak melakukan apa pun. inspeksi di Israel.
Dengan munculnya laporan itu, maka bisa dikatakan Iran tidak melanjutkan kerjasama penuh dengan inspektur nuklir. Hal itu juga menandakan jalan yang sulit di masa depan di tengah usaha kekuatan dunia terus mencoba untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
Utusan IAEA Iran, Kazem Gharibabadi mengatakan memang tidak ada yang dapat mencegah Iran untuk menghentikan kegiatan nuklirnya selama sanksi sepihak Amerika Serikat (AS) tetap berlaku.
Pada masa pemerintahan Donald Trump, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018. Seketika itu, AS kembali memberlakukan sanksi keras kepada Iran.
Pada masa Presiden Joe Biden, sanksi keras itu tetap berlanjut, meskipun semua penandatangan, termasuk China, Rusia, dan kekuatan Eropa, berusaha memulihkan kesepakatan itu.
Menurut IAEA, persediaan uranium yang diperkaya 60 persen Iran kini telah mencapai 10 kilogram. Jumlah itu merupakan tingkat tertinggi yang pernah ada.
Beberapa pihak menilai langkah ‘berani’ itu muncul sebagai tanggapan terhadap sanksi dan embargo yang diberikan AS, di samping serangan terhadap situs nuklirnya dan pembunuhan salah satu ilmuwan nuklir topnya.
Gharibabadi juga mengatakan perjanjian tiga bulan sementara yang dicapai pada akhir Februari untuk mencegah pembatasan sebagian kegiatan pemantauan IAEA – yang sebelumnya diperpanjang untuk satu bulan lagi – telah kedaluwarsa dan Iran tidak berkewajiban untuk memperpanjangnya lebih lanjut.
Tidak jelas apakah Iran masih merekam fasilitas nuklirnya dengan kamera agensi, atau menyimpan rekaman itu.
Tetapi jika rekaman itu dihancurkan, seperti yang diancam Iran akan terjadi jika sanksi AS tidak dicabut, IAEA akan menghadapi kesenjangan yang signifikan dalam kegiatan pemantauannya di Iran.
Mengenai masalah partikel nuklir yang ditemukan di situs yang tidak diumumkan, utusan Iran mengatakan masalah itu terjadi sekitar dua dekade lalu, dan Iran telah menawarkan kerja sama yang memadai.
Kekuatan Barat dan Israel yang mengatakan telah “sangat mempercepat” rencana militernya untuk menangani program nuklir Iran, khawatir Teheran mungkin berusaha menciptakan senjata nuklir. Namun Iran secara konsisten menyatakan tidak akan pernah membuat hal semacam itu.