Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bahaya dan Manfaat Kapal Selam Nuklir, Bagaimana Jika Tabrakan Lalu Meledak?
Foto: Tempo

Bahaya dan Manfaat Kapal Selam Nuklir, Bagaimana Jika Tabrakan Lalu Meledak?



Berita Baru, Internasional — Peran kapal selam dalam sebuah peperangan modern terbilang cukup signifikan. Pertama, karena kapal selam sulit untuk dideteksi oleh radar lawan. Kedua, kapal selam mampu meluncurkan rudal dari dalam laut menuju ke udara maupun ke daratan secara diam-diam dan mengejutkan.

Apalagi kini, banyak kapal selam yang menggunakan tenaga nuklir. Inggris misalnya mempunyai HMS Audasius kelas Astute, yang disebutkan bisa menyelam selama 25 tahun lebih tanpa muncul ke permukaan. HMS Audasius yang terbaru Inggris bertipe kapal serang, dikabarkan bahkan bisa menyelam ‘selamanya’ tanpa naik ke permukaan laut.

Amerika Serikat, Inggris, Rusia, China, dan negara-negara tampaknya punya kapal selam dengan kekuatan masing-masing. Meskipun demikian, luasnya samudra membuat kita sulit untuk membayangkan bagaimana kapal selam bertemu di satu titik, apalagi bertabrakan.

Namun, pada awal Februari 2009, kapal selam Triomphant (Prancis) dan Vanguard (Inggris) bertabrakan di sekitar wilayah bawah lautan Atlantik Timur. Beruntung, menurut kabar, tabrakan itu tidak menimbulkan nyawa melayang. ‘Hanya’ ada beberapa kerusakan di bagian kapal selam masing-masing – perbaikan kapal Vansguard menelan biaya lebih dari 50 juta pound.

Sebagaimana tugasnya, kapal selam ‘wajib’ bersembunyi sedekat mungkin dengan dasar laut. Kapal selam yang menyelam untuk mendeteksi sesuatu disekitarnya, bisa menggunakan sonar aktif dan sonar pasif.

Sonar pasif digunakan dengan memanfaatkan gelombang dalam air di sekitar kapal, sementara sonar aktif digunakan dengan menciptakan suara yang kemudian memantulkan objek di sekitarnya.

Sonar aktif lebih banyak digunakan untuk meningkatkan deteksi objek. Namun, sonar aktif juga bisa berpotensi untuk menyiarkan posisi kapal selam kepada kapal selam lain yang menangkap gelombang suara itu.

Kapal selam rudal balistik kebanyakan menggunakan sonar pasif agar tidak terdeteksi musuh. Karena itu, dalam kasus tabrakan Triomphant-Vanguard, menurut para ahli disebabkan human error, di mana awak kapal selam cenderung untuk beroperasi di jalur-jalur tertentu.

Awak kapal selam di berbagai negara ‘umumnya’ mengemudikan kapal selamnya di wilayah yang tenang, dalam dan dekat dengan pelabuhannya. Karena itu, dalam satu wilayah yang sesuai dengan kategori itu, memungkinkan untuk dihuni oleh banyak kapal selam.

Karena itu, muncul sebuah solusi agar tidak terulang: koordinasi patrol kapal selam antar negara. Tapi tentu saja ini berkebalikan dengan logika kapal selam yang ‘wajib bersembunyi sebisa mungkin’.

Yang paling mengkawatirkan sebenarnya adalah baik kapal Triumphant maupun Vanguard, keduanya dirancang untuk membawa senjata rudal nuklir. Dan juga, kedua kapal itu ternyata digerakkan dengan reaktor nuklir.

Tak terbayangkan bagaimana dahsyatnya bencana yang ditimbulkan jika rudal nuklir dari kedua kapal itu meledak di bawah laut.

Jika nuklir meledak di daratan, dampaknya bisa berupa radiasi pengion, radiasi termal, hingga kekuatan ledakan itu sendiri. Dan jika meladak di bawah laut, dampaknya bisa berlipat, termasuk radiasi biota laut hingga tsunami lokasi tabrakan berada di dekat lempeng bumi.

Sejauh ini, munurut penulis, belum pernah terjadi ledakan nuklir di bawah laut. Di bulan November 2019, gencar diisukan bahwa terdapat radiasi dan gempa seismik akibat uji coba nuklir China di Laut China Selatan. Namun, BMKG mengklarifikasi hal itu bahwa berita itu hoaks.

Perang laut di wilayah Laut China Selatan digadang-gadang telah di depan. Ketika China menguasai hampir 80 persen wilayah Laut China Selatan, Amerika Serikat juga ingin mengoptimalkan Operasi Kebebasan Navigasi (FONOP)-nya.

Pekan lalu, dua kapal induk AS melakukan latihan perang di Laut China Selatan. Hal itu membuat ketegangan antara AS-China semakin memanas. Belum lagi dengan sanksi AS terhadap China dan sebaliknya.