Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bahas Akar Masalah Kelangkaan Pupuk Subsidi, Petrokimia Panggil Distributor

Bahas Akar Masalah Kelangkaan Pupuk Subsidi, Petrokimia Panggil Distributor



Berita Baru, Gresik – Polemik kelangkaan pupuk subsidi hingga kini masih dirasakan petani di Kabupaten Gresik. Menanggapi persoalan itu, pihak produsen pupuk milik negara PT. Petrokimia memanggil para distributor penyalur pupuk se-Kabupaten Gresik guna membahas akar masalah yang terjadi di lapangan atas sejumlah temuan serta keluhan para petani kepada Lembaga Forum Kota (Forkot) Gresik.

Andi selaku perwakilan PT. Petrokimia mengatakan, selama ini pihaknya telah menyalurkan sesuai dengan ketentuan Kementrian pertanian. Sebab, Sebab, alokasinya disesuaikan dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Kami dari petrokimia sebagai produsen pupuk yang menyalurkan diseluruh indonesia melakukan penyaluran sesuai ketetapan dan ketentuan kementrian pertanian, untuk itu berdasarkan kebutuhan daerah, kita menyiapkan pupuk sesuai ketentuan yang tertuang dalam Surat Kuasa (SK),” ungkapnya.

H. Hilmi salah satu distributor menuturkan bahwa pupuk subsidi masih terbatas, itu artinya belum bisa mencukupi kebutuhan seluruh petani di Kabupaten Gresik.

“Kebutuhan asli 32 ribu ton, sementara dikasih hanya 21 ribu ton, ada kekurangan 10 ribu ton pupuk urea, dan alokasi pupuk ERDKK kalau sudah habis tidak bisa minta lagi ke petrokimia, harus membeli yang non subsidi,” jawabnya.

Ditanya sejumlah temuan lembaga Forkot Gresik terkait dugaan praktek jual beli pupuk dari wilayah Lamongan ke Gresik, Hilmi mengaku belum mengetahui hal itu.

“Saya belum tau ada praktek seperti itu, kalau ada bisa ya dilaporkan saja,” tandasnya.

Hilmi yang juga menjabat sebagai Anggota DPR RI komisi VI itu menyatakan, dirinya sudah beberapa kali mengajukan tambahan kuota ke Kementrian pertanian bersama Dinas Pertanian Kabupaten Gresik.

“Saya yang kebetulan juga sebagai wakil rakyat sudah beberapa kali mengajukan penambahan kuota ke Kementrian pertanian bersama kepala dinas pertanian bapak eko,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro mengungkapkan, alokasi pupuk di Kabupaten Gresik berkurang, saat ini maksimal 65 persen, jika dipaksakan lebih maka dikhawatirkan pada musim tanam ketiga stock pupuk akan habis.

“Alokasi pupuk kita berkurang, kalau ada penyaluran tidak bisa lebih dari 65%, kalau lebih nanti dikhawatirkan dibulan agustus habis,” jelasnya.

Eko juga mengulas terkait kendala penggunaan input data menggunakan RDKK. Dimana pengajuan input data di elektronik RDKK saat ini hanya bisa dilakukan dalam waktu setahun sekali.

“Elektronik RDKK bisa dilakukan setahun sekali, sementara ada 3 musim tanam pertahun, jika petani tidak mengajukan di RDKK Maka mereka tidak akan bisa mendapat bantuan pupuk subsidi,” keluhnya.

Sebagai informasi, pemanggilan para distributor penyalur pupuk se-Kabupaten Gresik oleh PT.Pertrokimia tersebut seiring dengan rencana Unjukrasa yang akan digelar oleh Forkot Gresik pada Senin (28/12) besok.

Ketua Forkot Gresik, Haris Sofwanul Faqih menegaskan, atas dasar sejumlah temuan dan keluhan para petani, lembaganya akan melakukan akan menggelar aksi unjukrasa.

“Kita mendapat laporan dari para petani disejumlah wilayah, disamping itu kita juga punya data-data temuan terkait dugaan kecurangan dalam pendistribusian pupuk, petani menjerit karena pupuk langka dimana-mana, untuk itu kita akan tetap melakukan aksi memperjuangkan hak-hak petani khususnya di Kabupaten Gresik,” tegasnya.