Badai Menghantam India, 1,2 Juta Penduduk Mengungsi
Berita Baru, Internasional – Hujan deras dan angin kencang melanda India Timur pada Rabu (26/5), memaksa lebih dari 1,2 juta penduduk mengungsi. Ini merupakan kali kedua dalam sepekan badai menghantam India, di saat gelombang Covid-19 belum usai.
Menurut para ilmuwan, perubahan iklim yang meningkatkan suhu laut membuat siklon semakin sering terjadi dengan bagian utara Samudra Hindia terdampak lebih parah.
Minggu lalu, sekitar 155 orang meninggal karena hantaman Topan Tante di India Barat. Belakangan, Topan Yaas juga memaksa lebih dari 1,2 juta penduduk di negara bagian Benggala Barat dan Odisha mengungsi.
Departemen Meteorologi India mengingatkan bahwa ketinggian gelombang di beberapa daerah akan melebihi atap rumah.
“Kami mengalami hujan deras dan angin kencang sejak tadi malam. Beberapa pohon tumbang. Topan juga menyebabkan putusnya kabel listrik,” kata warga Kabupaten Balasore yang berada di jalur badai, Bibhu Prasad Panda sebagaimana dikutip dari AFP.
Akibat badai ini, otoritas Benggala Barat memerintahkan agar bandara internasional di Kolkata ditutup. Setelah itu, otoritas Odisha juga menutup bandara di Bhubaneswar.
Sementara itu, baik Benggala Barat maupun Odisha tengah berjuang melawan gelombang kedua virus Corona. Dalam enam minggu terakhir, pandemi mengakibatkan lebih dari 120 ribu orang tewas di seluruh India.
Meskipun masker telah didistribusikan di titik-titik penampungan darurat dan petugas menegakkan jarak sosial, para pejabat khawatir badai yang terjadi akan mempercepat penyebaran virus.
“Topan ini menimbulkan masalah ganda bagi jutaan orang di India karena tidak ada jeda dari COVID-19,” kata Kepala Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Asia Selatan Udaya Regmi.
Sementara itu, Menteri negara bagian Benggala Barat Bankim Chandra Hazra menyebut badai ini sebagai pukulan telak bagi warga pesisir yang keluarganya terpapar dan meninggal akibat Covid-19.
“(Badai itu) merupakan pukulan telak bagi banyak orang di distrik pesisir yang keluarganya terkena infeksi Covid-19 dan kematian,” kata Hazra sebagaimana dikutip AFP.
Hazra juga menyebut bahwa badai ini akan menjadi tantangan besar dalam menjaga jarak sosial di tempat pengungsian.
Sementara itu, para pejabat menyebut bahwa Kolkata dan beberapa distrik pusat vaksinasi lainnya yang terancam badai ini berhenti beroperasi. Meski demikian, operasi khusus telah dilakukan guna memastikan pasokan oksigen dan obat-obatan ke rumah sakit.