Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Australia Mengalami Penurunan Ekonomi, Akankah Resesi?
(Foto: CNBC)

Australia Mengalami Penurunan Ekonomi, Akankah Resesi?



Berita Baru, Internasional – Penutupan seluruh sektor bisnis akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang melanda dunia turut mencatat penurunan Ekonomi Australia pada kuartal pertama atau tiga bulan awal tahun ini.

Penurunan ini menjadi tanda bahwa ekonomi Negeri Kanguru tersebut masuk ke dalam resesi teknis pertama dalam tiga dekade atau dalam 30 tahun terakhir, seperti dilansir dari CNBC.

Menurut data Biro Statistik Australia (ABS) yang dirilis pada Rabu (3/6), ekonomi Australia mengalami kontraksi atau minus 0,3% pada kuartal pertama yang berakhir Maret. Ini merupakan penurunan pertama dalam sembilan tahun.

Dari data Worldometers, saat ini Australia memiliki 7.229 kasus corona dengan 102 kematian dan 6.636 sembuh. Sebelumnya untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah asal Wuhan itu, bank sentral Australia telah memangkas tingkat kas ke rekor terendah 0,25% dan meluncurkan program pembelian obligasi tanpa batas.

Sebelum COVID-19 merebak, ekonomi Australia telah cukup banyak mendapat tekanan, bahkan menurut data, ekonominya masih berjuang pulih dari dampak kebakaran dahsyat yang melanda negara itu beberapa waktu lalu, perlambatan dalam pariwisata dan melemahnya permintaan domestik.

Sementara secara tahunan, pertumbuhannya hanya 1,4%, yang merupakan pertumbuhan paling lambat sejak krisis keuangan global 2009.

Menurut Reuters, hambatan terbesar pada pertumbuhan kuartal terbaru adalah melemahnya konsumsi rumah tangga. Di mana pengeluaran untuk pakaian, mobil, transportasi, rekreasi, hotel, kafe dan restoran, semuanya lemah.

“Ekonomi Australia yang senilai US$ 2 triliun (US$ 1,39 triliun) menghadapi kontraksi terburuk sejak Depresi Hebat (Great Depression) pada kuartal saat ini.

“Kontraksi dua kuartal berturut-turut berarti Australia akan mengalami resesi teknis pertamanya sejak awal 1990-an,” tulis Reuters.

Sebelumnya, wabah COVID-19 telah sangat mengganggu ekonomi Australia. Pesatnya penyebaran wabah di negara itu membuat pemerintah terpaksa melakukan penguncian (lockdown) dan membatasi pertemuan besar untuk menekan penyebaran.