Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Atasi Banjir Rob di Gresik, Pemerintah Bisa Ajukan Pembangunan Pemecah Gelombang

Atasi Banjir Rob di Gresik, Pemerintah Bisa Ajukan Pembangunan Pemecah Gelombang



Berita Baru, Gresik –  Kalangan legislatif tengah berupaya mengurai permasalahan banjir rob akibat gelombang air laut pasang seperti yang melanda empat kecamatan di Gresik. Salah satunya dengan membuatkan water breaker atau pemecah ombak agar air laut pasang tidak masuk ke tambak maupun permukiman warga. Bahkan sampai terjadi abrasi.

Ketua Fraksi PKB DPRD Gresik, M Syahrul Munir mengatakan, pembuatan water breaker tentu saja tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah daerah. Sebab membutuhkan anggaran yang sangat besar.

“Dalam kegiatan di kantor Kecamatan Manyar, ada pertanyaan dari salah satu kepala desa yang wilayahnya terdampak banjir rob itu. Kita tegaskan, tidak mampu kalau hanya mengadalkan pemerintah daerah dalam mengatasinya,” ungkapnya.

Politisi muda yang mewakili Kecamatan Manyar, Bungah dan Sidayu ini menerangkan, berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gresik, banjir rob terparah terjadi di wilayah Mengare. Karena itu, dirinya telah berkoordinasi ke DKP Jawa Timur maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pusat terkait pembangunan break water.

“Butuh break water atau pemecah ombak sepanjang sekitar 10 sampai 15 kilometer di Mengare. Membangunnya pun menggunakan peralatan berat lewat laut,” jelas dia.

Kendati demikian, pemerintah daerah tetap bisa hadir untuk meringankan beban masyarakatnya yang tertimpa musibah banjir rob, utamanya petambak. Sebab, ikan yang dibudidayakan  hilang terbawa air pasang ke laut.

“Setidaknya ada bantuan berupa bibit/benih ikan bandeng sebagai pengganti. Ini sebagai wujud hadirnya pemerintah untuk perlindungan masyarakat juga,” tegas Syahrul.

Sementara itu, Ketua DPRD Gresik Much Abdul Qodir mengakui anggaran untuk membangun break water sangat besar. Meski begitu, Kabupaten Gresik pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk break water. Yakni, break water di Desa Campurrejo Kecamatan Panceng.

“Break water disitu, yang membangun pemerintah pusat beberapa tahun yang lalu. Kalau biata pembangunannya dari APBD Gresik, terlalu besar anggarannya,” tandas dia.

Sebelumnya, banjir rob melanda di Kecamatan  Gresik, Ujungpangkah, Manyar, dan Bungah pada Kamis (19/5). Akibatnya, pemukiman maupun tambak terendam serta abrasi. Wilayah Mengare yang meliputi Desa Tajung Widoro, Watuagung dan Kramat Kecamatan Bungah menjadi titik terparah yang terdampak, puluhan hektar tambak tenggelam akibat banjir rob. Bahkan, areal tambak tampak seperti lautan.

Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta. Tingginya air pasang membuat pematang di beberapa lahan tambak jebol. Alhasil, berdampak pada puluhan tambak yang lain hingga mengakibatkan tenggelam. Para petani tambak kelimpungan, banyak ikan yang seharusnya siap dipanen terpaksa harus lepas ke laut.

Berbagai cara dilakukan para petani tambak untuk menyelamatkan lahan maupun ikan mereka. Misalnya dengan menaikkan bendungan tambak dan memasang jaring pembatas. Namun, upaya tersebut gagal karena pasang air laut sangat besar.