AS Keluar, Menhan Inggris Khawatir Afghanistan Jadi ‘Tempat Berkembang Biak’ Terorisme
Berita Baru, London – Keputusan Amerika Serikat (AS) dalam pemerintahan mantan Presiden Trump untuk menarik diri dari Afghanistan membuat Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace khawatir Afghanistan akan jadi sarang terorisme baru.
“Saya benar-benar khawatir bahwa negara-negara gagal adalah tempat berkembang biak bagi orang-orang seperti itu,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Skynews, Jumat (13/8).
Tak hanya itu, Wallace juga mengecam keputusan tersebut sambil menggarisbawahi bahwa perjanjian penarikan ‘busuk’ yang dibangun oleh pemerintahan Trump adalah ‘kesalahan’ yang mutlak.
“Tentu saja saya khawatir, itulah sebabnya saya mengatakan bahwa saya merasa ini bukan waktu atau keputusan yang tepat untuk dibuat karena, tentu saja … al-Qaeda mungkin akan kembali, pasti akan menyukai tempat berkembang biak seperti itu,” tukasnya.
Dia menambahkan bahwa “negara-negara yang gagal di seluruh dunia menyebabkan ketidakstabilan, mengarah pada ancaman keamanan bagi kami dan kepentingan kami”.
Perjanjian untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan disepakati dan ditandatangani pada tahun 2020, ketika perwakilan AS dan Taliban bertemu di Qatar untuk menandatangani “perjanjian untuk membawa perdamaian” terhadap Afghanistan setelah mengalami konflik berkepanjangan selama hampir 20 tahun.
Pada saat itu, mantan Presiden AS Donald Trump memuji perjanjian itu, dan menyatakan bahwa inisiatif tersebut membuktikan “Taliban ingin melakukan sesuatu untuk menunjukkan bahwa kita tidak membuang-buang waktu.”
“Jika hal buruk terjadi, kami akan kembali dengan kekuatan yang belum pernah dilihat siapa pun,” ucap Trump pada saat itu, dikutip dari Sputnik.
Mengingat sikap Trump pada perjanjian itu, Wallace mengatakan kepada Skynews bahwa dia merasa kesepakatan itu adalah “kesalahan” mutlak, dan bahwa pada akhirnya, “kesepakatan busuk … yang secara efektif memberi tahu Taliban yang tidak menang bahwa mereka kemenangan.”
“Itu melemahkan pemerintah Afghanistan, dan sekarang kami berada dalam posisi di mana Taliban memiliki momentum yang jelas di seluruh negeri,” tambahnya sambil mengungkit kemenangan baru-baru ini yang telah dicapai Taliban di belasan provinsi Afghanistan.
“Kita semua sebagai komunitas internasional akan membayar konsekuensi dari [perjanjian penarikan] itu, tetapi ketika Amerika Serikat sebagai negara kerangka mengambil keputusan itu, cara kita semua dikonfigurasi, cara kita masuk berarti kita harus pergi … bagaimanapun juga,” pungkasnya.
Pernyataan Wallace tersebut menyusul langkah-langkah yang diambil pemerintahan Biden pada Kamis (12/8) untuk mengerahkan sekitar 3.000 tentara AS ke Afghanistan dalam rangka membantu keberangkatan staf yang tidak penting di kedutaan AS di Kabul.
Kebetulan, pengumuman itu datang ketika Inggris merinci bahwa pihaknya juga akan mengirim 600 pasukan sebagai bagian dari tindakannya sendiri untuk mengevakuasi warga Inggris.