AS Investasikan Miliaran Dolar untuk Pangkalan Udara Thule di Greenland
Berita Baru, Internasional – AS telah menginvestasikan miliaran dolar dalam kontrak baru untuk Pangkalan Udara Thule yang terletak di tepi Greenland.
Kontrak yang disepakati selama 12 tahun itu diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS dengan nilai $3,95 Miliar untuk agenda pemeliharaan pangkalan udara paling utara dunia di tangan perusahaan yang baru didirikan, yang mayoritas dimiliki oleh penduduk Greenland/Denmark.
Sejak 2014, kontrak tersebut telah dipegang oleh perusahaan AS, menandai keberangkatan perjanjian jangka panjang antara Denmark dan AS dan menyebabkan dampak ekonomi yang parah pada ekonomi nasional Greenland yang sangat bergantung pada subsidi tahunan yang dikunci dari Denmark. Kopenhagen, pada bagiannya, telah melakukan yang terbaik untuk menegosiasikannya kembali.
Seperti dilansir dari Sputnik News, kontrak tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi pulau semi-otonom itu menuju penerimaan pajak yang stabil dan menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal. Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, menyebut kesepakatan itu sebagai satu hal yang bermanfaat dari kehadiran militer AS.
Kontrak tersebut mencakup operasi lapangan terbang, teknik sipil, pengelolaan lingkungan, layanan makanan dan kesehatan, pasokan dan logistik bahan bakar, pelabuhan laut, transportasi, perawatan kendaraan, serta layanan komunitas dan rekreasi. Langkah-langkah untuk membalikkan kerusakan akibat kenaikan suhu dan lapisan es yang mencair – yang menghancurkan lapangan terbang dan menyebabkan rumah retak – juga menjadi harapan dari kontrak tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Arktik telah memajukan agenda keamanan dan pertahanan AS. Dalam strategi Pentagon Arktik 2019, wilayah tersebut ditetapkan sebagai koridor potensial untuk persaingan strategis, terutama dengan Rusia dan China.
Pangkalan Udara Thule berjarak sekitar 1.200 km di utara Lingkaran Arktik dan sekitar 1.500 km dari Kutub Utara di pantai barat laut Greenland, pulau terbesar di dunia. Itu dibangun selama Perang Dingin, tak lama setelah Denmark memasuki NATO pada tahun 1949. Ini memainkan peran kunci dalam kemampuan militer AS untuk mendeteksi dan memberikan peringatan dini untuk serangan rudal balistik.
Greenland, bagian terjauh dari wilayah Denmark, baru-baru ini menjadi wilayah utama yang menjadi perhatian AS. AS membuka konsulat di ibu kota Greenland, Nuuk, dan telah menunjukkan keinginan kuat untuk mendapatkan akses ke mineral langka yang dapat ditemukan di kedalaman Greenland. Mantan Presiden AS, Donald Trump, sempat mengejutkan publik karena rencananya membeli Greenland pada 2019, tawaran yang ditolak Kopenhagen.