AS Geram, Kapal Keruk Terlihat di Pangkalan Ream Kamboja
Berita Baru, Washington – Di tengah situasi panas di Laut China Selatan, Citra satelit komersial terbaru menunjukkan adanya kapal keruk di pangkalan angkatan laut Ream Kamboja. Hal itu membuat AS Geram lantaran tempat tersebut merupakan sebuah tempat dimana dikabarkan akan menjadi tempat berlabuh kapal militer China.
Citra tersebut diterbitkan oleh think thank asal Washington, Asia Maritim Transparancy Initiative (AMTI) bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada Jumat (21/1).
“Pengerukan fasilitas pelabuhan yang lebih dalam akan diperlukan untuk docking kapal militer yang lebih besar di Ream, dan merupakan bagian dari perjanjian rahasia antara China dan Kamboja yang dilaporkan pejabat AS dilihat pada 2019,” kata laporan AMTI CSIS.
Perjanjian rahasia yang dimaksud mungkin merujuk pada laporan dari Wall Street Journal pada 2019, yang mengatakan kesepakatan itu memberikan akses militer China ke pangkalan dengan imbalan peningkatan fasilitas pendanaan.
Juni lalu, kantor berita lokal Kamboja, Fresh News melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Tea Bahn mengatakan China akan membantu memodernisasi dan memperluas Ream, tetapi tidak akan menjadi satu-satunya negara yang diberikan akses ke fasilitas tersebut.
Hal tersebut membuat AS geram, mengingat AS berusaha untuk melawan klaim teritorial Beijing yang luas dan ekspansi militer di Laut China Selatan.
AS menegaskan kembali “”keprihatinan seriusnya” tentang konstruksi dan kehadiran militer China di Ream.
“Perkembangan ini mengancam kepentingan AS dan mitra, keamanan regional, dan kedaulatan Kamboja,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, dikutip dari Reuters, Sabtu (22/1).
Laporan AMTI juga mengatakan citra satelit komersial 16 Januari menunjukkan dua kapal keruk dan kapal tongkang untuk mengumpulkan pasir yang dikeruk. Dikatakan gambar lain menunjukkan kedua kapal keruk tiba antara 13 Januari dan 15 Januari.
Mereka juga terlihat dalam foto yang diposting di halaman Facebook Tea Banh setelah kunjungannya pada 18 Januari ke Ream.
Tea Banh juga mengatakan bahwa pekerjaan itu “dapat menandai peningkatan yang signifikan dalam kemampuan pangkalan itu.”
“Perairan dangkal di sekitar Ream berarti saat ini hanya mampu menampung kapal patroli kecil. Pelabuhan laut dalam akan membuatnya jauh lebih berguna bagi angkatan laut Kamboja dan China,” kata Tea Banh.
AMTI mengatakan pekerjaan konstruksi telah berlanjut di darat, dengan pembukaan lahan di beberapa lokasi di barat daya pangkalan sejak musim gugur 2021, “menunjukkan bahwa pangkalan sedang dipersiapkan untuk peningkatan infrastruktur yang signifikan.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan Amerika Serikat mendesak Kamboja “untuk sepenuhnya transparan tentang maksud, sifat, dan ruang lingkup proyek di Ream dan peran yang dimainkan militer RRC dalam pembangunannya, meningkatkan kekhawatiran tentang tujuan penggunaan fasilitas angkatan laut ini,” katanya.
Tahun lalu, AS menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat Kamboja atas dugaan korupsi di Ream dan memberlakukan embargo senjata dan pembatasan ekspor di Kamboja atas apa yang dikatakannya sebagai pengaruh yang semakin besar dari militer China di negara itu, serta atas hak asasi manusia dan korupsi.