AS Dilaporkan Kesulitan Tangani Lonjakan Kasus Penyakit Pernapasan dan Kelangkaan Obat-obatan
Berita Baru, Washington – Amerika Serikat (AS) dilaporkan terus mencatatkan kenaikan kasus penyakit virus pernapasan termasuk COVID-19, flu, dan RSV (respiratory syncytial virus), yang menyebabkan rumah sakit kewalahan dan kekurangan staf untuk menangani lonjakan pasien, menurut laporan Xinhua.
Pemerintahan Joe Biden pada Kamis (15/12) mengumumkan sebuah rencana untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus COVID-19 pada musim dingin.
Pihaknya mengimbau warga untuk menggunakan semua sarana yang diperlukan dan tersedia guna mengendalikan penyebaran virus itu, termasuk menjalani vaksinasi dan booster COVID-19, memanfaatkan tes dan pengobatan, serta mengenakan masker saat diperlukan.
Rumah tangga AS dapat memesan empat tes COVID-19 di rumah gratis dari situs web pemerintah COVIDTests.gov mulai Kamis sebagai bagian dari upaya pemerintahan Biden untuk mengatasi infeksi virus corona selama musim dingin.
Gedung Putih mengatakan akan menggunakan dana yang ada untuk membayar tes karena sejauh ini tidak berhasil membuat Kongres meloloskan RUU untuk memberikan lebih banyak uang untuk tanggapan COVID-19 AS.
Program tes gratis dihentikan sementara karena para pejabat ingin memastikan ada cukup tes yang tersedia untuk kemungkinan lonjakan kasus COVID di musim dingin, kata koordinator tanggap COVID-19 Gedung Putih Ashish Jha.
“Kami tahu akan ada saat di akhir tahun ketika kasus COVID akan meningkat lagi. Jadi kami menyimpan tes sehingga kami dapat memilikinya tepat pada saat ini,” kata Ashish Jha, Kamis.
“Dan jika kami tidak mendapatkan lebih banyak dana, kami tidak akan dapat mengirimkan lebih banyak tes kepada rakyat Amerika,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya baru AS, pemerintahan Joe Biden memulai kembali program pengujian COVID-19 gratis di rumah, yang mengizinkan setiap rumah tangga di negara tersebut untuk memesan empat alat pengujian secara gratis pada musim dingin tahun ini.
“Ini bukanlah satu penyakit yang terisolasi,” kata Ashish Jha, merujuk pada ancaman trio COVID-19, RSV, dan flu.
“Semua tekanan pada rumah sakit dan tenaga kesehatan disebabkan oleh patogen pernapasan tersebut. Jadi, kami sangat menyadari bahwa peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang kami alami berada dalam konteks salah satu musim penyebaran flu terburuk dalam satu dekade dan RSV yang cukup parah,” papar Jha, dikutip dari Xinhua News.
Penyakit virus pernapasan tersebut sedang menyebar di kalangan anak-anak tahun ini, menyebabkan lonjakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait obat-obatan yang dijual bebas. Obat ibuprofen dan acetaminophen untuk anak-anak, yang dapat meringankan gejala penyakit itu pada anak, mengalami kekurangan pasokan di AS.
Sejumlah pakar kesehatan memperingatkan bahwa kelangkaan itu tidak akan berakhir dalam waktu dekat saat kasus flu, COVID-19, RSV, dan batuk pilek terus meningkat menjelang perayaan hari libur.