Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

AS Batasi Jumlah Penerbangan dari China Hingga 40%, Ada Apa?
Chinese and U.S. flags flutter outside a company building in Shanghai, China April 14, 2021. REUTERS/Aly Song

AS Batasi Jumlah Penerbangan dari China Hingga 40%, Ada Apa?



Berita Baru, Washington – Pada Rabu (18/8), Departemen Transportasi Amerika Serikat (AS) mengatakan akan membatasi beberapa penerbangan dari maskapai China hingga 40% kapasitas penumpang selama empat minggu setelah pemerintah China memberlakukan batasan serupa pada empat penerbangan United Airlines.

Sebelumnya, pada 6 Agustus kemarin, China menjatuhkan sanksi kepada United Airlines setelah menuduh lima penumpang yang melakukan perjalanan dari San Francisco ke Shanghai dinyatakan positif COVID-19 pada 21 Juli.

Atas hal tersebut, pemerintah AS akan melakukan hal serupa dengan membatasi jumlah penerbangan maskapai China hingga 40% selama periode empat minggu.

United Airlines dan kedutaan besar China di Washington tidak segera berkomentar.

Menurut laporan Reuters, Pemerintah AS mengatakan bahwa kebijakan pembatasan penumpang dari China itu melanggar perjanjian layanan udara negara dan “menempatkan kesalahan yang tidak semestinya pada operator sehubungan dengan turis yang melakukan tes COVID-19 setelah kedatangan mereka dari China.”

“Operator [United Airlines] tidak memiliki sarana untuk memverifikasi secara independen hasil tes positif yang dituduhkan oleh otoritas China. Selain itu, tidak ada cara untuk menentukan di mana atau kapan seorang turis mungkin telah mengontrak,” tulis pernyataan Departemen Transportasi AS, dilansir dari Reuters.

Pihak berwenang China kemudian memberi United Airlines tiga pilihan: 1) membatalkan dua penerbangan San Francisco ke Shanghai; 2) mengoperasikan dua penerbangan tanpa penumpang; atau 3) mengoperasikan empat penerbangan dengan kapasitas penumpang hingga 40%.

Batasan itu diberlakukan China sejak Rabu, 11 Agustus, untuk penerbangan United Airlines San Francisco-Shanghai.

Kemudian, AS mengatakan akan memberlakukan batasan yang sama pada empat total penerbangan selama empat minggu, yaitu: dari Air China (601111.SS), China Eastern Airlines (600115.SS), China Southern Airlines Co (600029.SS) dan Xiamen Airlines.

Pembatasan itu muncul di tengah banyaknya pelajar asal China yang pergi ke AS untuk kembali memulai kelas musim gugur.

Sejak pandemi COVID-19, China dan AS telah berdebat tentang layanan udara mereka. Pada Juni 2020, AS mengancam akan melarang penerbangan penumpang China setelah Beijing tidak segera setuju untuk memulihkan penerbangan oleh maskapai AS.

Maskapai penerbangan AS secara sukarela menghentikan penerbangan ke China setelah wabah virus corona. Presiden Donald Trump saat itu pada 31 Januari 2020 melarang hampir semua warga negara non-AS bepergian ke AS yang telah berada di China dalam 14 hari terakhir.

Pembatasan terhadap turis China tetap berlaku. Pemerintahan Biden pada bulan April melonggarkan pembatasan pada pelajar China yang bepergian ke sekolah-sekolah AS efektif 1 Agustus.

Perjanjian udara lama antara China dan Amerika Serikat memungkinkan kedua negara untuk mengoperasikan lebih dari 100 penerbangan mingguan antara kedua negara tetapi hanya sebagian kecil dari yang saat ini beroperasi.