Arab Saudi Cegat Tiga Rudal Balistik dari Yaman
Berita Baru, Internasional – Arab Saudi telah mencegat tiga rudal balistik yang ditembakkan dari negara tetangga Yaman, menargetkan provinsi Timur yang kaya minyak, serta kota-kota Najran dan Jazan di selatan, kata pejabat pertahanan.
Mengutip pernyataan kementerian pertahanan, pecahan dari salah satu rudal yang tersebar di kota Dammam, melukai dua anak Saudi dan merusak 14 rumah, kata kantor berita negara Saudi SPA pada hari Sabtu (4/9).
Koalisi pimpinan Saudi mengatakan kepada AFP pada hari Sabtu bahwa aksi pencegatan dilakukan bersama dengan tiga pesawat tak berawak. Namun demikian, belum ada klaim tanggung jawab langsung di media yang dikelola Houthi.
Televisi Al-Ekhbariya yang dikelola pemerintah juga melaporkan pencegatan itu, mengutip pernyataan koalisi yang mengatakan akan mengambil “tindakan tegas” untuk melindungi warga sipil.
Seperti dilansir dari The Guardian, serangan itu terjadi empat hari setelah sebuah pesawat tak berawak menghantam bandara internasional Abha di selatan, melukai delapan orang dan merusak sebuah pesawat sipil.
Serangan juga terjadi beberapa jam sebelum Hans Grundberg, utusan baru PBB untuk Yaman, secara resmi menjalankan tugasnya pada hari Minggu.
Houthi Yaman, yang secara teratur meluncurkan drone dan rudal ke kerajaan, telah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap instalasi minyak Saudi di masa lalu.
Arab Saudi Timur adalah rumah bagi infrastruktur minyak utama. Serangan sebelumnya pada September 2019 telah menghentikan setengah dari produksi minyak kerajaan untuk sementara.
Arab Saudi melakukan intervensi dalam perang Yaman atas nama pemerintah yang diakui secara internasional pada tahun 2015, tak lama setelah Houthi merebut Sanaa.
Pemberontak sekutu Iran itu telah berulang kali menargetkan kerajaan dengan serangan lintas perbatasan.
Pada bulan Agustus, pemberontak meningkatkan operasi tersebut, menggunakan drone dan rudal.
Konflik Yaman yang parah telah merenggut puluhan ribu nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi, yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sementara PBB mendorong untuk mengakhiri perang, Houthi telah menuntut pembukaan kembali bandara Sanaa, yang ditutup di bawah blokade Saudi sejak 2016, sebelum ada gencatan senjata atau negosiasi.