Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Apa Itu Penyakit Kencing Tikus?
Ilustrasi penyakit kencing tikus (Foto: Istimewa)

Apa Itu Penyakit Kencing Tikus?



Berita Baru, Jakarta Penyakit kencing tikus atau leptospirosis adalah salah satu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penyakit ini dapat menjangkiti manusia dan sejumlah besar hewan, termasuk mamalia, burung, amfibia, dan reptilia.

Penyebarannya terjadi melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi oleh urine hewan pembawa bakteri Leptospira, terutama hewan pengerat seperti tikus. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat saat musim hujan, terutama pada daerah-daerah yang tergenang banjir.

Gejala awal penyakit kencing tikus biasanya muncul dalam waktu 2 minggu setelah terpapar bakteri, meski dalam beberapa kasus, gejala mungkin tidak muncul selama sebulan atau tidak muncul sama sekali. Gejala yang umum terjadi pada penyakit ini adalah demam, sakit kepala, mual, muntah, diare, sakit otot, dan sakit perut. Jika tidak diobati segera, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kegagalan organ, sepsis, dan kematian.

Penyakit kencing tikus dapat diobati dengan antibiotik. Jika kasusnya ringan, dokter mungkin akan memberikan antibiotik oral. Jika kasusnya lebih serius, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik intravena. Pencegahan penyakit kencing tikus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan pembawa bakteri Leptospira, dan membasmi tikus di sekitar lingkungan.

Bakteri Leptospira yang menyebabkan penyakit kencing tikus biasanya hidup di dalam tubuh tikus dan hewan lainnya. Ketika hewan tersebut buang air kecil, bakteri tersebut ikut keluar bersama urine dan menyebar di lingkungan sekitar. Orang dapat terinfeksi saat mereka terkena bakteri Leptospira melalui kulit yang terluka atau lecet, atau ketika mereka menghirup udara yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Selain itu, orang juga dapat terinfeksi saat mereka minum air yang terkontaminasi oleh bakteri Leptospira.

Gejala awal dari penyakit kencing tikus seringkali mirip dengan gejala flu atau pilek, sehingga banyak orang tidak menyadarinya. Gejala awalnya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa lelah. Beberapa orang juga mengalami diare dan mual. Jika penyakit tidak diobati segera, gejala dapat berkembang menjadi lebih serius. Beberapa orang mengalami sakit perut, kesulitan bernafas, dan peningkatan detak jantung. Beberapa orang juga dapat mengalami gejala seperti lebam di kulit, mata kuning, dan sakit kepala yang parah.

Jika Anda merasa bahwa Anda telah terkena penyakit kencing tikus, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosis Anda. Beberapa tes yang mungkin dilakukan termasuk tes darah, tes urine, dan tes cairan serebrospinal (cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang).

Jika Anda didiagnosis dengan leptospirosis, dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri Leptospira. Antibiotik yang paling umum digunakan untuk mengobati leptospirosis adalah doksisiklin, amoksisilin, dan ampisilin. Jangan pernah mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter, karena ini dapat menyebabkan resistensi antibiotik dan bahkan memperburuk kondisi Anda.

Selain antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat untuk meredakan gejala, seperti obat pereda nyeri, obat penurun demam, dan obat anti mual. Penting untuk mengonsumsi obat sesuai dengan instruksi dokter dan menyelesaikan seluruh regimen pengobatan yang diresepkan, bahkan jika gejala sudah hilang sebelum pengobatan selesai.

Selain pengobatan medis, ada juga beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyebaran penyakit kencing tikus. Pertama, jaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan rumah dan sekitarnya secara teratur dan membuang sampah dengan benar. Pastikan juga untuk menutupi makanan dan minuman dengan rapat dan menjauhkan mereka dari hewan pengerat.

Kedua, hindari kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan pengerat. Jangan berenang atau mandi di sungai, dan hindari bermain atau berjalan di daerah yang tergenang air.

Ketiga, pastikan untuk membasmi hewan pengerat di sekitar rumah Anda. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan racun tikus, menjebak tikus, atau memanggil profesional untuk melakukan pemusnahan tikus. Namun, pastikan untuk menggunakan produk atau jasa yang aman dan tidak berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan.

Keempat, pastikan untuk menjaga kebersihan diri sendiri dengan mencuci tangan dengan sabun dan air setelah bersentuhan dengan hewan atau air yang terkontaminasi. Hindari juga mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau tidak matang sempurna.

Leptospirosis dapat menyebabkan komplikasi yang serius jika tidak diobati dengan tepat dan segera. Namun, dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, sebagian besar orang dapat sembuh sepenuhnya dari penyakit ini. Ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan hewan atau lingkungan yang dapat menjadi sumber infeksi leptospirosis.