Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Antisipasi COVID-19, Hetifah Sjaifudian: Prioritaskan Keselamatan, Berapapun Anggarannya
Sumber foto: Beritabaru

Antisipasi COVID-19, Hetifah Sjaifudian: Prioritaskan Keselamatan, Berapapun Anggarannya



Berita Baru, Jakarta – Meningkatnya jumlah harian kasus dan koban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia diprediksi akan terus bertambah.

Berdasarkan update data pada Sabtu (21/3), disampaikan bahwa jumlah kasus di Indonesia menjadi 450, dengan korban meninggal sebanyak 38 orang.

Angka tersebut menunjukkan death rate Indonesia akibat Covid-19 sebesar 8,44 persen, atau setara dengan ranking kedua tertinggi di dunia di bawah Italia yang mencapai 9,00 persen.

Untuk menghadapi wabah Covid-19 tersebut, pemerintah harus mempersiapkan anggaran yang memadai, baik untuk pencegahan penyebaran virus maupun penanganan dampaknya.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, ekonom senior INDEF Ahmad Erani Yustika mengkalkulasi potensi APBN 2020 yang dapat direalokasi untuk penanganan COVID-19 adalah sekitar Rp330 T.

“Belanja K/L mencapai Rp900 triliun, jika 20% saja direalokasi untuk mengatasi Corona, maka minimal terdapat Rp 180 T. Bila ditambahkan dengan belanja lain-lain minimal Rp150 T, maka kita punya Rp330,” terangnya.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh anggota Badan Anggaran DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Menurutnya adanya wabah tak terduga seperti ini, harus didukung anggaran, baik APBN maupun APBD daerah yang terjangkit.

Hetifah menekankan bahwa keselamatan adalah prioritas utama, berapapun anggaran yang dibutuhkan untuk mengatasi wabah ini secara komprehensif harus dipenuhi.

“Jangan sampai kita tidak melakukan upaya maksimal dengan alasan biaya,” tuturnya kepada beritabaru.co, pada Sabtu (21/3) malam.

Namun demikian, anggota DPR dari Fraksi Golkar dari Dapil Kalimantan Timur tersebut sangat paham, bahwa hal itu dampak ke fiskalnya sangat luar biasa dan bisa menyebabkan krisis ekonomi jika tidak dilakukan secara bijak.

“Saya mengimbau pemerintah untuk bergandengan tangan dengan perusahaan dan masyarakat untuk menangani hal ini. Imbau perusahaan untuk menggunakan dana CSR-nya untuk menangani corona,” tgasnya.

Mantan Direktur Eksekutif B-Trust Bandung tersebut mencontohkan adanya partisipasi pengusaha dan public figure untuk penanganan COVID-19 di beberapa negara seperti Amerika dan Korea Selatan. Para konglomerat dan juga artis-artis, pemain bola, serta influencer lainnya bahu-membahu menyumbang untuk penanganan Covid-19.

“Kita juga harus demikian, dan pemerintah sebaiknya menjadi dirigennya agar dana tersalurkan satu pintu dan mudah dikoordinasikan”. Ujarnya.

Skenario penanganan dampak COVID-19 ini, menurutnya harus benar-benar dikaji secara serius. Beberapa best practice dari negara lain seperti Korea Selatan dan Vietnam, harus dipelajari dan direplikasi.

Dalam konteks gawat darurat seperti ini, Hetifah minta pemerintah tidak segan untuk menerima tawaran bantuan dari negara lain.

Adapun terkait kebijakan fiskal dalam menangani krisis akibat Covid-19, Hetifah meminta agar pemerintah segera menghitung kebutuhan riil, dibandingkan dengan kemampuan fiskal, sehingga diketahui berapa kekuranganya.

“Hitung berapa biayanya, berapa kemampuan fiskal kita, dan berapa kekurangannya,” pungkasnya.