Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Nausicaä of the Valley of the Wind

Anime Nausicaä of the Valley of the Wind Lebih Dari Soal Isu Lingkungan



“1000 tahun setelah kehancuran era industri

Prolog Nausicaä of the Valley of the Wind

Prolog yang mengawali anime movie ini, sudah menjadi rambu-rambu bagi penontonnya. Seolah mengatakan “inilah yang akan terjadi kepada kita”.

Anime ini mengambil tempat di dunia pasca-apokaliptik masa depan. Pada masa sekarang hal tersebut umumnya merujuk pada makna ‘akhir dunia‘. Bentuk penyingkapan atau pengungkapan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui dan yang tidak dapat diketahui atau mengetahuinya.

Anime movie ini menceritakan kisah Nausicaä (Shimamoto), Tuan Putri dari Lembah Angin yang terlibat dalam perjuangan melawan Tolmekia (Tuan Putri Khusana dan prajuritnya) penguasa yang mencoba menggunakan senjata kuno untuk membasmi hutan yang penuh dengan serangga raksasa mutan–tanpa memahami lebih dalam hal yang belum terungkap.

Di mana sebenarnya, serangga raksasa mutan (Ohmu : berlapis baja raksasa seperti trilobita), senjata kuno (makhluk raksasa panas yang terbuat dari lahar api yang bisa memusnahkan apa saja), hutan, dan fukai (lautan membusuk serta memiliki bermacam-macam tumbuhan beracun apabila berdiri atau berada didekatnya), serta penduduk lembah angin yang mempunya rasa memiliki terhadap alam dan dedikasi terhadap pemimpinnya (Nausicaä). Mereka semua memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain dalam isu lingkungan yang menyatukan watak para karakter menjadi kesatuan anime Nausicaä of the Valley of the Wind.

Namun lebih dari itu, karakter Nausicaä sebagai perempuan sekaligus mother nature dengan karakter heroik dalam anime ini, mematahkan asumsi bahwa kepemimpinan sebenarnya tidak perlu memandang gender atau kekuatan politik saja.

Memiliki dedikasi, loyalitas, dan kemampuan intuisi menjadikan Nausicaä kuat melebihi kekuatan fisik manusiawi. Alam dan sekitarnya lamat laun merestui apa yang selalu dilakukannya, dan kemudian terselamatkan dengan kepercayaan dan kegigihan Nausicaä.

Dalam anime ini, tersirat jauh di bawah kehancuran yang ada di permukaan, pada kedalaman dari permukaan tersebut sedang tercipta kemurnian.

Jenis pembaharuan alam yang mengorbankan apa yang tidak semua dipahami sehingga pertikaian seolah menjadi jalan pintas untuk unjuk gigi.

Namun semuanya ditepis oleh Nausicaä yang berdiri merentangkan kedua tangannya dan mengatakan “maafkan aku”. Ia berbicara kepada alam dan semesta.

***

Anime Nausicaä of the Valley of the Wind yang hadir pada tahun 1984 ini mengangkat petualangan fantasi sains epik animasi Jepang yang diadaptasi dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki.

Berdasarkan manga tahun 1982-nya, dengan nama yang sama yang dianimasikan oleh Topcraft untuk Tokuma Shoten dan Hakuhodo, dan didistribusikan oleh Perusahaan Toei.

Kemudian Joe Hisaishi dalam kolaborasi pertamanya dengan Miyazaki menggubah musik film tersebut.

Film ini dibintangi oleh suara Sumi Shimamoto, Goro Naya, Yoji Matsuda, Yoshiko Sakakibara dan Iemasa Kayumi dan lainnya

Nausicaä of the Valley of the Wind yang dirilis di Jepang pada 11 Maret 1984 memiliki daya tarik yang sangat epik, diedit dari film yang dibuat oleh Manson International, Warriors of the Wind.

Dirilis di Amerika Serikat dan pasar lain selama pertengahan hingga akhir 1980-an, dan akhirnya diganti dalam peredaran dengan versi yang tidak dipotong dan dibuat ulang yang diproduksi oleh Walt Disney Pictures pada tahun 2005.

Meskipun dibuat sebelum Studio Ghibli didirikan, anime ini sering dianggap sebagai karya Ghibli, dan dirilis sebagai bagian dari Koleksi Studio Ghibli Rangkaian DVD dan Blu-ray.

Adapun tema yang paling menonjol dan menjadi ingatan bagi penontonnya yaitu fokus anti-perang dan lingkungan dari anime movie tersebut.

Nausicaä sebagai karakter heroik perempuan, yang mana ia percaya pada nilai kehidupan terlepas dari bentuknya dan melalui tindakannya menghentikan perang.

Loy dan Goodhew juga menyatakan bahwa tidak ada kejahatan yang digambarkan dalam film tersebut, tetapi akar kejahatan seperti keserakahan, niat buruk, dan delusi, ketakutan yang mendorong konflik, ketakutan akan hutan yang diracuni menghasilkan keserakahan dan kebencian.

Sehingga Nausicaä, selain menjadi kekuatan transformatif, kemudian menuntun orang untuk memahami dan menghormati alam yang digambarkan sebagai karakter yang menyambut, spiritual, dan restoratif bagi mereka yang memasukinya dengan damai.