Anime Blue Lock: Isagi Buktikan Bahwa Ia Cukup Potensial Menjadi Kapten

Berita Baru, Anime – Yoichi Isagi, tokoh utama pada serial anime Blue Lock merupakan striker dengan perkembangan diri paling cepat. Saat ia pertama kali datang ke Blue Lock, Isagi termasuk striker dengan ranking terendah. Namun dengan cepat ia terus berevolusi dan kini, hingga episode 20 Isagi adalah satu-satunya striker yang mau dan bisa melawan striker nomor satu yakni Rin Itoshi.

Blue Lock merupakan sebuah sistem karantina yang ditujukan untuk menciptakan striker terbaik Jepang berkelas dunia. Sistem Blue Lock mendukung sikap individualitas, membolehkan sikap curang serta pengkhianatan. Masing-masing pemain dihadapkan pada perubahan relasi yang cepat antara kawan dan lawan.

Namun meski bersikap individual, kunci dari kemenangan yakni saling memahami dan memupuk kekompakan dengan rekan satu tim. Dan hal tersebut adalah tantangan terberat karena persahabatan yang terjalin erat bisa dengan mudah putus sebagaimana persahabatan antara Nagi dan Reo. Sebaliknya individu yang mulanya bertemu sebagai lawan seperti Nagi dan Isagi dengan cepat bisa menjadi rekan satu tim.

Kemampuan Isagi dalam menjalin relasi pertemanan, menjadikan lawan sebagai kawan sangat menguntungkan Isagi dan membuatnya melesat tinggi. Isagi misalnya mendekati Bachira, lalu Chigiri dan kemudian berteman dengan Nagi. Ketiganya menjadi teman yang saling mengagumi meski posisi mereka harus saling mengungguli.

Kemampuan Isagi yakni spasial khusus yang membuatnya bisa melihat kondisi lapangan dengan jelas, kemampuan yang juga dimiliki oleh Rin Itoshi. Isagi juga ahli dalam tendangan lurus serta mengimprovisasi diri dengan meniru kemampuan pemain lainnya. Tetapi ternyata kemampuan Isagi tak berhenti disitu. Secara personal, Isagi adalah orang yang bisa menyatukan para pemain di dalam timnya dan karena itu, Isagi berpotensi untuk menjadi seorang kapten.

Hal ini misalnya nampak ketika ia harus satu tim dengan Nagi dan Barou. Barou merupakan pemain yang sangat otoriter dan enggan bekerjasama. Harga dirinya terlalu tinggi bak raja yang takut jatuh ketika ia mengoper bola ke rekan satu timnya. Ketika Isagi bermain dalam satu tim dengan Barou, mereka hampir kalah karena Barou tidak mau diajak bekerjasama.

Namun Isagi tidak menyerah. Ia mencoba cara lain untuk menghadapi Barou dalam timnya sekaligus untuk memenangkan pertandingan. Isagi akhirnya berinisiatif untuk hanya bermain dengan Nagi dan menjadikan Barou sekadar pemain tambahan di lapangan. Dengan demikian, Barou tidak punya alternatif lain selain mengakui kehebatan Isagi dan bekerjasama. Selama bermainpun, Isagi selalu melontarkan berbagai umpatan seperti kata pecundang ataupun raja yang turun dari takhta. Hal ini dimaksudkan untuk melahap Barou sehingga ia akhirnya terbangkitkan dan membantu Isagi memenangkan pertandingan.

Saat mereka memenangkan pertandingan, Isagi menyambut evolusi Barou yang dengan tiba-tiba ahli dalam menggiring bola hingga menciptakan goal. Mereka pun akhirnya saling memuji kemampuan masing-maing, saling bicara secara personal ataupun sebagai rekan satu tim yang menganalisis pertandingan. Kemenangan mereka pada dasarnya tidak lepas dari kemampuan Isagi menyatukan antar pemain di dalam timnya, kemampuan menjadi kapten.