Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Angka Pasien Pengidap Kanker Payudara di Gresik Menurun

Angka Pasien Pengidap Kanker Payudara di Gresik Menurun



Berita Baru, Gresik – Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2019, penyakit kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia setelah jantung dan stroke. Salah satu yang tertinggi adalah kanker payudara. Di tahun yang sama, dalam skala nasional ada 28.910 penderita kanker payudara, 431 diantaranya disumbang Gresik.

Sementara data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, angka tersebut mengalami penurunan di 2020 yakni ada 214 kasus. Artinya ada penurunan deteksi kasus kanker payudara 50 persen.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gresik, dr Umar Nur Rachman mengatakan, data penyakit di tahun 2020 tidak bisa dijadikan tolak ukur indikasi adanya kenaikan atau penurunan kasus. Penyebabnya, di tahun 2020 banyak masyarakat yang takut untuk datang ke rumah sakit, karena khawatir terpapar virus Covid-19. Hal tersebut berdampak pada minimnya masyarakat yang melakukan pemeriksaan deteksi dini akan penyakit kanker yang mungkin diderita.

“Kami tidak bisa menjadikan data di tahun 2020 sebagai tolak ukur karena selama pandemi banyak masyarakat yang takut datang ke rumah sakit, takut tertular Covid-19,” kata dia.

Sedangkan data dari Kemenkes 2019 menunjukkan deteksi dini kanker payudara mencatat, ada 28.910 masyarakat Indonesia menderita tumor kanker, 1.521 diantaranya disumbang dari Jawa Timur (Jatim). Sedangkan 2.910 masyarakat Indonesia terdeteksi curiga kanker payudara, 223 kasus berasal dari Jatim.

Menurut dr Umar, kanker yang banyak diderita perempuan ada dua yakni kanker payudara dan kanker serviks. Khusus untuk kanker payudara, dr Umar menganjurkan adanya kesadaran bagi perempuan untuk mengecek rutin secara mandiri. Caranya mudah, jika merasa ada benjolan yang janggal di bagian payudara, secepatnya bisa diperiksakan kedokteran.

“Bisa dicek rutin secara mandiri, jika ditemukan ada benjolan. Langsung diperiksakan,” ujar dia.

Kemudian dalam kasus ini, ia pun kembali menekankan. Langka terbaik untuk penanganan kanker adalah dengan pengambilan jaringan sel- sel penyebab kanker. Itu tidak bisa dilakukan di tingkat stadium akhir, sebab sel-sel kanker telah menyebar.