Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Parlemen Italia
(AP Photo / Ted S. Warren)

Anggota Parlemen Italia: Bill Gates Harus Diadili atas Kejahatan Kemanusiaan



Berita Baru, Internasional – Anggota parlemen dan aktivis antivaksin Italia Sara Cunial pekan lalu berbicara di hadapan anggota parlemen lainnya dan mendesak sesama anggota parlemen untuk menentang rencana wajib vaksinasi COVID-19 terhadap semua manusia sebagaimana yang digaungkan oleh Co-Founder Microsoft Bill Gates.

Cunial juga mengklaim bahwa Bill Gates selama beberapa dekade terakhir telah berusaha mendukung kebijakan depopulisasi dan rencana kontrol diktatorial pada politik global yang bertujuan untuk memperoleh keunggulan dalam pertanian, teknologi, dan energi.

“Pekerjaan yang baik pada vaksin, kesehatan dan reproduksi, populasi dunia dapat dikurangi hingga 10-15 persen … hanya genosida yang dapat menyalamatkan dunia,” ujar Cunial selama pertemuan parlemen mengkritik Bill Gates.

Selain itu, Cunial juga menuduh Bill Gates mensterilkan ‘jutaan wanita di afrika’ dan menjadi dalang pandemi polio yang melumpuhkan setengah juta anak di India.

Ia juga percaya dengan teori konspirasi virus korona dan jaringan 5G yang mana ia menuduh Bill Gates telah berkolaborasi dengan beberapa perusahaan multinasional yang memiliki jaringan 5G di AS.

Teori konspirasi itu mulai marak dibicarakan bulan lalu yang menyebutkan bahwa virus korona merupakan virus yang sengaja dibuat manusia dan jaringan 5G punya kontribusi terhadap pandemi itu.

Cunial juga mengomentari perihal kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang dilakukan negara-negara.

“Anak-anak kita yang akan menjadi korban dan kehilangan banyak hal, yang mana ‘jiwa mereka diperkosa … dengan cara ini, hak untuk sekolah akan menjadi hak yang hanya diberikan untuk orang-orang tertentu dan untuk membiasakan mereka menghadapi masa percobaan, serta untuk membiasakan mereka terhadap perbudakan dan rehabilitasi perawatan yang tidak disengaja,” imbunya ketika mengomentari kebijakan karantina wilayah.

Lebih jauh, mengkritik langkah Bill Gates dan yayasannya, Cunial berpendapat bahwa tujuan sebenarnya dari langkah itu adalah untuk kontrol total dan dominasi absolut manusia, menjadukan manusia sebagai kelinci percobaan dan budak, yang mana itu melanggar kedaulatan dan kehendak bebas manusia.

“Lain kali, ketika Anda menerima panggilan dari dermawan Bill Gates, sebaiknya Anda langsung meneruskannya ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk kejahatan terhadap manusia,” simpul Cunial.

https://youtu.be/2N4I5aPqHZs

Kritik pedas yang diutarakan oleh salah satu anggota parlemen Italia itu muncul setelah Bill Gates melakukan wawancara kepada Wall Street Journal bahwa pada tahun 2016, Bill Gates sudah memperingatkan Presiden Trump tentang ancaman munculnya pandemi yang disebabkan oleh virus.

“Aku merasa tidak nyaman. Inti dari pembicaraan itu adalah bahwa kita dapat mengambil tindakan dan meminimalkan kerusakan … saya berharap saya telah berbuat banyak untuk memperhatikan adanya bahaya,” ujar Bill Gates pada Wall Street Journal.

Sebelum wawancara itu diadakan, Wall Street Journal memberitakan tentang sumbangan ratusan juta dolar yang dilakukan oleh Bill Gates melalui Bill and Melinda Gates Foundation untuk upaya global dalam memerangi pandemi COVID-19.

Anggota Parlemen Italia: Bill Gates Harus Diadili atas Kejahatan Kemanusiaan
Bill dan Melinda Gates saling tersenyum ketika diwawancari di Kirkland Washington. Pasangan itu memiliki yayasan dengan dana terbesar di dunia.

Sementara itu, Bill Gates sendiri mengkritik upaya pengujian COVID-19 di AS dan menganggapnya sebagai upaya ‘palsu’ karena ketidaktepatan dan perputarannya yang lambat.

Kritik itu ia sampaikan kepada CNN pada akhir April, “tidak memprioritaskan siapa yang dites … dan tidak memastikan Anda mendapatkan hasil tes dalam waktu 24 jam,” kritik Bill Gates.

Di kesempatan yang lain, surat kabar Prancis La Figaro juga mewawancari Bill Gates beberapa waktu lalu. Dalam wawancara itu, Bill Gates berpendapat bahwa akibat dari pandemi COVID-19, kehidupan manusia tidak akan kembali normal selama satu hingga dua tahun.


SumberSputnik News