Amerika Serikat Mengecam Aktivitas Militer China yang Provokatif di Dekat Taiwan
Berita Baru, Washington – Amerika Serikat mengecam aktivitas militer China yang provokatif di dekat Taiwan, dan menggambarkan hal itu sebagai aksi militer yang ‘provokatif’ dan ‘tidak stabil’, Minggu (3/10).
Hal itu disampaikan oleh Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Ned Price dalam sebuah laman Press Briefing.
Ia meminta Beijing untuk menghentikan ‘tekanan dan paksaan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan’.
“Amerika Serikat sangat prihatin dengan aktivitas militer provokatif Republik Rakyat China di dekat Taiwan, yang membuat tidak stabil, berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional,” kata Price dalam sebuah pernyataan.
Komentar itu menyusul catatan rekor provokasi baru, dimana 77 jet tempur China memasuki Taiwan dalam 2 hari secara berturut-turut pada Jumat dan Sabtu kemarin.
Menanggapi peristiwa itu, Taiwan mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka.
Pulau berpenduduk 23 juta jiwa itu hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China, yang memandangnya sebagai wilayahnya dan berjanji untuk merebutnya suatu hari nanti.
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu, “China telah berperang dan merusak perdamaian regional sambil terlibat dalam banyak tindakan intimidasi.”
“Terbukti bahwa dunia, komunitas internasional, semakin menolak perilaku seperti itu oleh China,” katanya.
Pesawat tempur China menyeberang ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ) hampir setiap hari.
ADIZ Taiwan tidak sama dengan wilayah udara teritorial Taiwan tetapi mencakup area yang jauh lebih besar yang tumpang tindih dengan bagian dari zona identifikasi pertahanan udara China dan bahkan mencakup beberapa daratan China.
Beijing telah meningkatkan tekanan pada Taipei sejak pemilihan Presiden Tsai Ing-wen 2016, yang secara terbuka mengatakan kepada China bahwa mereka harus menerima bahwa “Taiwan sudah merdeka”.
AS telah berjanji untuk “terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai”.
“Komitmen AS untuk Taiwan sangat kuat dan berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di kawasan itu,” kata Price.
China belum mengomentari terkait aktivitasnya di tersebut. Sebelumnya dikatakan bahwa penerbangan semacam itu untuk melindungi kedaulatan negara dan ditujukan untuk “kolusi” antara Taiwan dan AS, pendukung internasional terpenting pulau itu.