Amerika Serikat Kembalikan 30 Barang Antik Jarahan dari Situs Bersejarah Kamboja
Berita Baru, Internasional – Amerika Serikat akan mengembalikan 30 barang antik yang dijarah ke Kamboja. Adapun di antara barang antik itu termasuk patung perunggu dan batu dewa Buddha dan Hindu yang diukir lebih dari 1.000 tahun yang lalu.
Situs arkeologi negara Asia Tenggara termasuk Koh Ker, ibu kota kerajaan Khmer kuno diketahui mengalami penjarahan yang meluas dalam konflik sipil antara 1960-an dan 1990-an. Pemerintah Kamboja sejak itu berusaha untuk memulangkan barang antik curian yang dijual di pasar internasional.
Damian Williams, jaksa federal terkemuka di Manhattan, mengatakan barang-barang yang dikembalikan dijual ke pembeli Barat oleh Douglas Latchford, seorang pedagang Bangkok yang membuat dokumen palsu untuk menyembunyikan bahwa barang-barang itu telah dijarah dan diselundupkan.
Williams mengatakan barang antik, termasuk patung batu pasir abad ke-10 yang menggambarkan dewa perang Hindu Skanda menunggangi burung merak, secara sukarela dilepaskan oleh museum dan kolektor pribadi AS setelah kantornya mengajukan klaim penyitaan sipil.
“Patung dan artefak ini memiliki nilai budaya yang luar biasa bagi rakyat Kamboja,” kata Williams pada upacara di Manhattan yang mengumumkan pengembalian barang-barang antik tersebut, sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (9/8/22).
Jaksa AS pada tahun 2019 mendakwa Latchford, seorang warga negara ganda Thailand dan Amerika Serikat, dengan penipuan dan penyelundupan atas dugaan penjarahan. Dia meninggal di Thailand pada tahun 2020.
“Barang antik akan dipajang di Museum Nasional Kamboja di Phnom Penh,” kata duta besar Kamboja untuk AS Keo Chhea dalam sebuah wawancara.
Pada tahun 2014, jaksa federal mengembalikan Duryodhana, patung batu pasir abad ke-10 yang dijarah, ke Kamboja setelah diselesaikan dengan rumah lelang Sotheby’s Inc, yang telah memperolehnya.
Tahun lalu, kantor kejaksaan Manhattan mengembalikan 27 barang antik yang dijarah ke Kamboja.