Amerika Serikat Berikan Bantuan Rp228 Triliun untuk Israel

Berita Baru, Jakarta – Amerika Serikat berencana memberikan bantuan senilai US$14,3 miliar atau sekitar Rp228 triliun untuk mendukung Israel dalam konfliknya dengan Hamas Palestina yang telah berlangsung sejak 7 Oktober lalu. Bantuan ini termasuk dukungan pertahanan udara dan rudal senilai US$10,6 miliar serta dana untuk perusahaan pertahanan dan pemasok.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah mengusulkan total bantuan sebesar US$106 miliar untuk beberapa negara, termasuk Israel, Ukraina, dan perbatasan AS-Meksiko.

Penyebab di balik bantuan besar ini menghadirkan pertanyaan, mengingat eskalasi konflik antara Israel dan Hamas telah menelan korban lebih dari 8.500 jiwa, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak Palestina.

Dalam sebuah pidato, Biden mengungkapkan bahwa dia melihat keterkaitan antara konflik Israel-Hamas dan perang Rusia-Ukraina. Dia menyatakan, “[Hamas dan Presiden Vladimir Putin] merepresentasikan ancaman beda, tetapi keduanya memiliki kesamaan: keduanya ingin memusnahkan sepenuhnya demokrasi di negara tetangga, memusnahkan sepenuhnya.” seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (1/11/2023).

Biden menambahkan bahwa jika Amerika Serikat meninggalkan Ukraina dan membiarkan Rusia mencaplok negara itu, maka risiko konflik dan kekacauan dapat menyebar ke belahan dunia lain, termasuk di Indo-Pasifik dan Timur Tengah.

Selain itu, Biden menyatakan bahwa Amerika Serikat akan terus mendukung Israel, mengingat hubungan dekat kedua negara tersebut. Hubungan AS-Israel telah berlangsung sejak tahun 1948, dengan AS menjadi negara pertama yang mengakui Israel di PBB.

AS juga memberikan bantuan militer kepada Israel setiap tahun, dengan dana hingga miliaran dolar. Selama beberapa dekade, Amerika Serikat telah mengirim lebih dari US$260 miliar dalam bantuan ekonomi dan militer ke Israel, termasuk dana sebesar US$10 miliar untuk sistem pertahanan rudal.

Selain bantuan resmi, ada pula organisasi seperti American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) yang memiliki pengaruh politik besar di Amerika Serikat. Organisasi ini memiliki advokasi yang kuat di kalangan Yahudi Amerika dan sering mempengaruhi kebijakan luar negeri AS terkait Israel.

Meskipun bantuan besar ini menjadi sumber kontroversi, AS tetap menjaga hubungan erat dengan Israel dan berkomitmen untuk mendukungnya dalam konflik-konflik di kawasan tersebut.