Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Aksi Mahasiswa Lintas Aliansi
Kordinator Lapangan Aksi Mahasiswa Lintas Aliansi saat berorasi di atas mobil komando (foto:Pascal Willhard)

Aliansi Mahasiswa Jabodetabek Soroti Menteri ‘Bermasalah’



Berita Baru, Jakarta – Menyikapi 100 hari kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Lintas Aliansi Jabodetabek menggelar aksi di Taman Pandang Istana Jakarta Pusat, Rabu 29/1).

“Aksi ini diikuti oleh kampus-kampus di Jabodetabek, salah satunya Trisakti, Uhamka, UPI YAI, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Al-Azhar, dan beberapa kampus lain,” ujar salah satu Korlap Aksi Pascal Willhard kepada Beritabaru.co.

Aksi yang bertajuk ‘100 Hari Evaluasi atau Diskualfikasi’ itu menyoroti kinerja pemerintah yang dinilai minim prestasi dan hanya menebar janji, serta mendorong Presiden Jokowi untuk mendiskualifikasi Menteri maupun pejabat yang sering dikritisi Masyarakat.

“Diantaranya Mentri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto, Mentri Hukum dan Ham Yasonna Laoly, Mentri Agama Fachrul Razi, Mentri Pertahanan Prabowo Subianto dan Jaksa Agung ST Burhanuddin,” ungkapnya.

Menteri dan Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Maju tersebut dinilai lalai dalam memberikan solusi kepada masyarakat, serta beberapa pernyataannya yang menimbulkan polemik.

“Terkhusus untuk Prabowo Subianto dinilai tidak layak mengemban tugas Mentri Pertahanan karna masih memiliki dosa pelanggaran HAM masalalu serta kurang tegas menyikapi permasalahan di laut Natuna.” katanya.

Menjelang sore salah satu kordinator aksi Hengki Primana dari Universitas Islam Riau dipanggil Staf Kepresidenan dan meminta dua puluh perwakilan mahasiswa masuk ke Istana guna beraudiensi.

Namun aksi massa menolak masuk dan meminta perwakilan atau pejabat Istana yang  keluar menemui mahasiswa yang berada di Jalan Silang Monas.

Dalam orasinya massa aksi menolak ajakan audiensi karena sudah bosan menerima janji dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berdasarkan beberapa aksi sebelumnya yang mana tidak terpenuhinya aspirasi mahasiswa.

Menjelang pukul 17.30 WIB, aksi demonstrasi di depan Istana Negara berubah menjadi aksi Longmarch dari Taman Pandang Istana menuju Pusat Perbelanjaan Sarinah. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap Presiden Jokowi yang dinilai anti kritik dan tidak pro milenial.

“Sekaligus Longmarch menjadi saluran untuk membangun kesadaran publik akan permasalahan-permasalahan 100 hari kerja diperiode kedua ini, pungkasnya.