Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Alexander Lukashenko Sebut Dirinya Tak Akan Mundur dari Kekuasaannya
(Foto: AP)

Alexander Lukashenko Sebut Dirinya Tak Akan Mundur dari Kekuasaannya



Berita Baru, Internasional – Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, akhirnya membuka suara untuk pertama kalinya sejak protes massal yang meledak di seluruh wilayah di Belarusia yang menuntut pengunduran dirinya. Dalam sebuah wawancara, Lukashenko mengatakan bahwa ia tidak berencana untuk mundur dari tahtanya.

Saat berbicara kepada sekelompok jurnalis Rusia pro-Kremlin termasuk pemimpin redaksi Russia Today, Margarita Simonyan, ia mengatakan akan terus brjuang untuk mempertahankan kekuasaan.

 “Saya tidak akan membiarkan semua yang kami ciptakan dengan orang-orang, dengan generasi-generasi itu, dihancurkan,” katanya seperti dilaporkan oleh The Guardian. Dia mengakui, bahwa kepemimpinananya selama 26 tahun sebelumnya memang terlalu lama. “Saya mungkin telah duduk di kursi presiden agak terlalu lama,” tetapi dia menjelaskan bahwa dia tidak akan tunduk pada tuntutan dari para pemrotes.

Lukashenko telah kehilangan legitimasi dari sebagian besar penduduk Belarusia dan mencari dukungan dari Rusia. Kabarnya, ia akan melakukan perjalanan ke Moskow dalam beberapa hari mendatang untuk pertemuan penting dengan Vladimir Putin.

Saat wawancara hari Selasa (8/9), Lukashenko mengatakan bahwa jika dia mundur, oposisi akan menghancurkan negara dan para pengunjuk rasa di Belarus didukung oleh pasukan asing bayangan yang pada akhirnya akan menargetkan Rusia.

“Semua ini diglobalisasi dan diinternasionalkan. Jika Anda berpikir bahwa Rusia yang hebat akan mampu mengatasi ini, Anda salah. Saya telah berbicara dengan banyak presiden, dengan teman lama saya – saya memanggilnya kakak laki-laki saya – Putin, dan saya memperingatkannya. Tidak mungkin menghentikan ini,” kata Lukashenko.

Meski demikian, Putin menolak memberikan bantuan militer seperti yang diminta Lukashenko, tetapi berjanji akan mengirim kontingen pasukan khusus ke Belarus untuk menopang pemerintahan Lukashenko jika diperlukan.