Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Aktifis PMII Pamekasan di Keroyok Preman

Aktifis PMII Pamekasan di Keroyok Preman



Pamekasan, Berita Baru – Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, Jawa Timur, Rofiqul Amin, menjadi korban kekerasan dengan di Keroyok oleh beberapa pemuda bergaya preman di Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Minggu (24/6) pagi.

Kronologisnya kata Mahasiswa asal Sampang itu, bermula ada sekelompok pemuda mendatangi balai desa saat malam menjelang pengambilan sumpah atau pembai’atan kader Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII UIM Pamekasan. acara tersebut berlangsung sampai larut malam.

“Ada sekitar 8 orang datang ke panitia mereka memaksa membubarkan PKD, Alasannya mengganggu masyarakat karena ramai,” katanya Rofiq, Senin (24/6).

Meski begitu tambah Mahasiswa Fakultas Teknik UIM itu, acara yang sudah terjadwal tidak bisa bubarkan dengan alasan yang tidak masuk akal, apalagi, pihak kepala desa tidak mempersoalkan dan sudah memberikan ijin jika acara penutupan akan berlangsung sampai larut malam.

“”Sebelumnya, panitia sudah pamit baik-baik. Tetangga juga tidak pernah komplain kepada panitia,” tambah Rofiq.

Karena acara tersebut masih berlangsung, sekira beberapa jam kemudian sekelompok pemuda itu datang lagi memaksa untuk membubarkan acara. dengan terpaksa PKD khirnya diakhiri sementara peserta dan sebagian panitia meninggalkan lokasi.

“Kegiatan PKD itu sudah berlangsung selama 3 hari, tidak ada komplain dara tetangga dekat balai desa,” urai Rofiq,

Kata Rofiq, dirinya beserta sebagian panitia lainnya tidak lantas langsung pulang mengingat ada motor terkunci yang ditinggal oleh panitia di lokasi acara hal itu untuk menjaga motor tersebut. Namun, lagi-lagi pemuda itu datang dan memaksa korban untuk pulang.

“Bagaimana mau pulang, sedangkan ada motornya teman yang tak ada kuncinya. Tidak mungkin ditinggal karena takut hilang,” ungkap Rofiq.

Akhirnya, enam preman kampung itu terlibat cekcok mulut dengan korban. Setelah cekcok mulut, enam preman itu mengeroyok korban. Bahkan di antara mereka, ada yang menggunakan kayu balok saat beraksi.

“Saya dikeroyok oleh mereka. Jumlahnya kurag lebih 6 sampai 8 orang. Kalau nama-namanya saya tidak kenal. Namun jika dipertemukan dengan pelakunya, saya pasti tahu,” tandasnya.

Akibat pengeroyokan itu, Rofiq mengalami luka di bagian wajah dan kancing bajunya terlepas. Bahkan terdapat lebam di tubuhnya. Kasus pengeroyokan yang terjadi di balai desa setempat itu, langsung dilaporkan ke Polres Pamekasan.

Hadiri, alumnus PMII Komisariat UIM Pamekasan mengecam tindakan tersebut, harusnya kegiatan pengkaderan dan pendidikan bagi Mahasiswa itu didukung bukan malah mendapat kekerasan.

“Tindakan seperti itu tidak boleh dibiarkan, tidak boleh ada preman di Bumi Gerbang Salam,” katanya.

Ia menambahkan, aparat penegak hukum harus serius menangani kasus tersebut.

“Saya minta pihak kepolisian agar serius menangani ini, saya beserta alumni PMII akan mengawal kasus ini sampai tuntas,” tegas mantan Ketua BEM FE UIM itu.