Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Seminar Daring (Sering) sastra dengan tema “Arah dan Kecenderungan Penelitian Sastra pada Era Tatanan Normal Baru
Tangkap Layar Seminar Daring (Sering) sastra dengan tema “Arah dan Kecenderungan Penelitian Sastra pada Era Tatanan Normal Baru” (Foto: Beritabaru.co/Rizal Kurniawan)

Akselerasi Penelitian Sastra di Era Pandemi, FBS UNJ Gelar Seminar Daring



Berita Baru, Jakarta — Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta baru saja menyelenggarakan Seminar Daring (Sering) sastra dengan tema “Arah dan Kecenderungan Penelitian Sastra pada Era Tatanan Normal Baru”, Jumat, (17/07) yang berlangsung pada pukul 09.00-11.30 via aplikasi Zoom Meeting.

Sering sastra ini menghadirkan pemateri tunggal Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. dari FIB Universitas Jember dan dimoderatori langsung oleh Dr. Irsyad Ridho, M.Hum., salah satu dosen di FBS UNJ.

Dalam seminar ini, Novi menitikberatkan pembahasan pada tradisi lisan, sastra dalam ritual, sastra dalam seni pertunjukan, dan sastra pariwisata yang menjadi fokus penelitiannya selama kurang lebih 20 tahun sampai saat ini.

Novi menjelaskan bahwa dalam menghadapi tatanan normal baru, kecenderungan penelitian memerlukan adaptasi dari segi konsep, teori, metode, dan teknik penelitian yang akan dilakukan. Khusus di Banyuwangi Menunjukkan adanya dinamika dan kemampuan beradaptasi. Penempatan sastra sebagai pembelaan, perlawanan, dan koreksi terhadap tatanan yang sudah ada terus terjadi.

“Hasan Singodimayan, melalui novel-novelnya melakukan pembelaan terhadap pelaku seni tradisi gandrung yang mendapat stigma negatif utamanya dari kalangan ulama melalui novel Kerudung Santet Gandrung. Hasan Ali, melakukan perlawanan terhadap stigma Menakjinggo, raja Blambangan yang pada tradisi Jawa Mataraman ditampilkan dengan kaki timpang, muka bopeng, suara parau, dan antagonis (pemberontak) dengan menampilkan tokoh Menakjinggo yang tampan, bijaksana, dan sakti mandraguna,” papar Novi.

Sementara itu, Dekan FBS UNJ, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. dan Kaprodi Sastra Indonesia, Erfi Firmansyah, M.A. berharap seminar ini menjadi ruang informasi dan diskusi yang inspiratif mengenai arah dan kecenderungan penelitian sastra di era normal baru.

“Dalam bidang sastra, normal baru telah diperkenalkan oleh Teeuw dengan menyatakan adanya tegangan antara konvensi dan inovasi. Jauh sebelumnya, telah diawali dengan dialektika yang mempertemukan tesis dan antitesis yang memunculkan sintesis. Selanjutnya, sistesis yang menguat menjadi tesis baru, demikian dinamika kehidupan berlangsung,” terang Erfi.

Menurut keterangan yang saya peroleh memalui wawancara langsung dengan pemateri acara Sering Sastra, Novi, bahwa dia telah mendapat persetujuan untuk berpindah tugas ke Universitas Negeri Jakarta, “sudah disetujui, tunggu saja nanti,” pungkas Novi. [Rizal Kurniawan]