Akibat Sanksi AS, Perusahaan Saluran TV Terbesar Venezuela Berhenti Operasi
Berita Baru, Internasional – Pada hari Selasa (19/5), AT&T perusahaan internasional dalam bidang telekomunikasi yang bermarkas di San Antonio, Texas, Amerika Serikat (AS) akan segera memberhentikan operasi perusahaannya secara efektif di Venezuela.
Menurut pernyataan pers dari AT&T, sanksi dari pemerintah AS terhadap Venezuela telah melarang siaran Globovision dan saluran PSUV untuk menyediakan layanan TV berbayar di Venezuela.
“Karena AT&T DIRECTV tidak mungkin untuk mematuhi persyaratan hukum dari kedua negara [AS dan Venezuela], maka AT&T terpaksa menutup operasi TV berbayarnya di Venezuela. Keputusan ini dibuat oleh tim pusat dari AS tanpa keterlibatan atau sepengetahuan sebelumnya dari DIRECTV Venezuela,” imbuh pernyataan pers AT&T.
Perusaahaan AT&T sendiri merupakan operator TV berbayar terbesar di Venezuela yang besarnya hampir setengah dari pasar TV berbayar di negara itu. Selain itu, 1/3 dari program dan saluran AT&T Venezuela memenuhi pasar saluran TV negara-negara Amerika Selatan lainnya.
Sebelum mengumumkan siaran persnya, AT&T telah berusaha memenuhi permintaan dari pemerintah Venezuela untuk mengecam saluran TV yang berbasis di AS seperti CNN Spanyol atas liputannya yang menciptakan bias politik tentang krisis politik yang sedang berlangsung di Venezuela, termasuk upaya kudeta dengan memproklamirkan presiden sementara Juan Guaido sebagai presiden yang sah di Venezuela.
Dikutip dari Sputnik, pada tanggal 3-4 Mei, pemerintah Venezuela telah menghadapi upaya kudeta yang dilakukan oleh tentara bayaran. Upaya kudeta itu berhasil digagalkan oleh pemerintah Venezuela. Dan menurut salah satu tentara bayaran yang tertangkap, dua di antaranya merupakan tentara bayaran dari AS.
Upaya kudeta itu ditargetkan untuk menangkap Presiden Nicholas Maduro dan membawanya ke AS untuk disidang dan dituntut atas tuduhan pengedaran obat-obat terlarang.
Sebagai tanggapan peristiwa kudeta tersebut, pemerintah Venezuela langsung memutuskan hubungan bilateral dengan AS.
Sementara itu, AS dan sekutunya mulai menyita aset negara Venezuela yang ada di luar negeri. Pihak AS juga memberikan sanksi keras kepada perusahaan-perusahaan dari Venezuela yang berada di AS tak lama setelah mengakui Guaido sebagai presiden sah.
Otoritas Venezuela menggambarkan langkah-langkah ini sebagai ‘perang ekonomi’ dan mendesak negara-negara lain untuk membantu mereka menghadapi intimidasi yang dilakukan oleh AS.
Sanksi AS terhadap Venezuela diberlakukan sejak tahun 2019. Namun sebelum itu, AS juga sudah memulai menerapkan beberapa sanksi pada Venezuela.
Pada bulan Februari 2019, Pusat Strategi Geopolitik Amerika Latin memperkirakan bahwa sanksi ekonomi AS telah merugikan Venezuela antara US$ 260 miliar dan antara tahun 2013 dan 2017 saja sudah merugikan US$ 350 miliar.