Afghanistan Izinkan Nama Ibu Dicantumkan di Kartu Identitas Nasional

Berita Baru, Internasional – Kebijakan baru akan diberlakukan oleh pemerintah Afghanistan tentang diizinkannya nama ibu dicetak di kartu identitas nasional anak-anak.

Dikutip dari BBC, Sabtu (19/9), aturan ini mengakhiri perjuangan menahun para aktivis dalam menghapus stigma tabu terkait nama perempuan.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menandatangani amandemen undang-undang pencantuman nama ibu di kartu identitas anak ini pada Kamis (17/9).

Menurut komite urusan hukum kabinet Afghanistan peraturan baru ini merupakan langkah besar menuju keseteraan gender dan realisasi hak-hak perempuan.

Hukum Afghanistan sebelumnya menetapkan hanya nama ayah yang harus dicatat pada kartu identitas.

Menggunakan nama perempuan di depan umum di Afghanistan, secara tradisi tidak disukai dan dapat dianggap sebagai sebuah hinaan.

Butuh waktu yang lama bagi bayi perempuan yang lahir untuk mendapatkan nama. Lalu ketika ia menikah, namanya tidak akan muncul di undangan pernikahannya sendiri.

Begitu juga ketika perempuan sakit, namanya tak akan muncul di resep obat. Bahkan ketika meninggal, namanya tak akan tercantum di akat kematian maupun nisan.

Hal ini sangat berdampak pada aktivitas keseharian perempuan ketika harus menggunakan nama mereka.  

Hingga pada tiga tahun lalu, perempuan Afghanistan membawa harapan baru pada kampanye di media sosial #WhereIsMyName. Hal ini mendapatkan dukungan dari banyak pihak, termasuk orang-orang penting seperti selebriti hingga anggota parlemen.

Kampanye tersebut menyerukan agar nama ibu dimasukkan di samping nama ayah pada kartu identitas nasional.

Penggagas gerakan #WhereIsMyaName, Laleh Osmany mengatakan dia sangat senang dengan hasil amandemen undang-undang.

“Pemerintah juga mendukung warga, dan saya mengucapkan terima kasih kepada presiden sendiri dan wakilnya atas dukungan mereka. Saya juga berterima kasih kepada semua orang, pria dan wanita yang mendukung kampanye kami dan mengangkat suara mereka,” ujar Osmany.