Afghanistan Berada di Ambang Pengambilalihan Total oleh Taliban
Berita Baru, Internasional – Afghanistan berada di ambang pengambilalihan total Taliban, dengan gerilyawan telah mencapai pinggiran ibukota setelah menguasai sebagian besar negara.
Presiden Ashraf Ghani dilaporkan telah meninggalkan negara itu ketika Taliban semakin dekat dengan kemenangan. Para pejabat sebelumnya mengatakan pembicaraan telah dilakukan untuk memastikan transisi damai.
Seperti dilansir dari BBC, negara-negara Barat berebut untuk mengevakuasi warganya. AS mengirim helikopter militer untuk mengangkut staf dari kompleks kedutaan yang dijaga ketat di Kabul ke bandara.
Dalam beberapa pekan terakhir, ribuan warga Afghanistan mencoba melarikan diri mencari perlindungan ke Kabul. Seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada BBC bahwa “tidak akan ada balas dendam” terhadap warga Afghanistan.
Sudah hampir 20 tahun sejak kelompok Islam itu digulingkan oleh koalisi militer pimpinan AS, mereka kini telah merebut wilayah di seluruh negeri dengan pergerakan yang cepat karena pasukan asing telah ditarik.
Presiden AS, Joe Biden, membela penarikan pasukan AS dengan mengatakan bahwa dia tidak bisa membenarkan “kehadiran Amerika tanpa akhir di tengah konflik sipil negara lain”.
Ada kepanikan di Kabul, di mana beberapa warga berusaha mencapai bandara untuk meninggalkan negara itu. Mobil-mobil telah ditinggalkan dan orang-orang memilih berjalan kaki karena kemacetan lalu lintas.
Warga juga bergegas untuk menarik uang tunai dari ATM, dan mengantri untuk mendapatkan dokumen perjalanan di kantor paspor dan di pusat visa asing.
Farzana Kocha, seorang anggota parlemen di Kabul, mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika gerilyawan Taliban mendekati kota itu.
“Beberapa dari mereka lari, beberapa bersembunyi di rumah-rumah,” katanya.
Taliban mengatakan para pejuangnya telah diperintahkan untuk tetap berada di tepi ibukota untuk saat ini. Sebelumnya pada hari Minggu, mereka mengatakan telah menguasai bandara dan penjara Bagram, sekitar 40 km (25 mil) utara dari pusat kota.
Setelah fasilitas militer Amerika terbesar di Afghanistan dikepung, kompleks itu dievakuasi oleh militer AS di tengah malam pada 2 Juli.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang di Kabul tidak perlu khawatir dan properti serta kehidupan mereka aman.
“Kami adalah pelayan rakyat dan negara ini,” katanya.
Dia menambahkan bahwa kelompok itu tidak ingin warga Afghanistan melarikan diri, tetapi tetap tinggal dan membantu rekonstruksi pasca-konflik.
AS telah mengerahkan 5.000 tentara untuk membantu memindahkan stafnya dan orang-orang Afghanistan yang membantu misinya. Helikopter yang mengangkut personel kedutaan terdengar di seluruh kota.
Sekitar 600 tentara Inggris dikerahkan untuk membantu misi penarikan mereka sendiri. Negara-negara lain juga mengevakuasi warga negara mereka, mengurangi kehadiran mereka di Afghanistan dan dalam beberapa kasus menutup kedutaan mereka sama sekali.
Rusia berencana mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi di Afghanistan. Mereka mengatakan tidak akan menutup kedutaannya, karena telah diberikan jaminan keamanan oleh Taliban.