Pertama Kalinya, Rusia Mencatat 1.000 Kematian Covid-19 dalam Sehari
Berita Baru, Internasional – Pada hari Sabtu (16/10), Rusia mencatat 1.000 kematian terkait Covid-19 dalam satu hari untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai.
Laporan angka kematian meningkat dalam seminggu terakhir dan Kremlin menyalahkan orang-orang Rusia karena tidak melakukan vaksinasi.
Sampai saat ini, Rusia hanya mencatat sepertiga dari populasi yang mendapat suntikan karena ketidakpercayaan yang luas terhadap vaksin.
Seperti dilansir dari BBC, angka 222.000 kematian Covid di Rusia adalah yang tertinggi di Eropa, dengan 33.000 infeksi lainnya dilaporkan pada hari Sabtu.
Pembatasan wilayah di negara itu telah dilonggarkan agar aktifitas ekonomi tetap berjalan. Namun demikian, Kremlin malah berfokus pada sikap apatis publik terhadap vaksinasi.
Minggu ini, juru bicara Dmitry Peskov mengatakan: “Dalam situasi di mana infeksi berkembang, perlu untuk terus menjelaskan kepada orang-orang bahwa mereka harus divaksinasi.
Jumlah kasus terinfeksi di Rusia mencapai angka kurang lebih 750.000 – juga yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada Februari 2020. Sementara infeksi keseluruhan sejak wabah dimulai hingga sekarang mendekati 8 juta.
Informasi ini diperbarui secara berkala tetapi tidak mewakili jumlah total terbaru untuk setiap negara. Total vaksinasi mengacu pada jumlah dosis yang diberikan, bukan jumlah orang yang divaksinasi.
Persentase orang Rusia yang telah mendapatkan vaksinasi tunggal dan lengkap secara mengejutkan berdekatan – keduanya hanya kurang dari sepertiga populasi.
Hal ini menunjukkan sejumlah besar orang tidak ingin divaksinasi sama sekali. Jajak pendapat terbaru menunjukkan angka itu bisa lebih dari 50%.
Sebagaimana diketahui Rusia tidak lambat dalam mengembangkan vaksin, Sputnik V adalah vaksin buatan Rusia yang diluncurkan dengan cepat tahun lalu dan telah disetujui tiga lainnya.
Tetapi produksi vaksin di negara itu tampaknya gagal meyakinkan banyak orang bahwa mereka perlu disuntik dan produk tersebut cukup dapat diandalkan. Terbukti dengan banyaknya negara yang meminta pengiriman Sputnik V. Bahkan, beberapa negara mengalami masalah pengiriman hingga tidak dapat mendapatkan dosis tepat waktu.
Sekitar 70 negara telah mengizinkan penggunaan Sputnik V tetapi, seperti vaksin Rusia lainnya, Sputnik-V belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia.