Banjir Thailan Tewaskan 6 Orang, Pemerintah Semakin Waspada
Berita Baru, Bangkok – Pemerintah Thailand semakin waspada untuk melindungi ibu kota Bangkok setelah banjir melahap provinsi utara dan tengah negara itu hingga menewaskan enam orang.
Terpantau pada hari Selasa (28/9), tentara Thailand memasang penghalang dan karung pasir untuk melindungi reruntuhan candi-candi, artefak kuno serta lingkungan di ibukota kerajaan lama Ayutthaya, sekitar 60 km (37 mil) utara Bangkok.
“Kami akan memberikan peringatan kepada masyarakat jika ada tanda-tanda ketinggian air naik dan jika ada risiko banjir bandang,” kata Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang, Selasa, dikutip dari Al Jazeera.
Permukaan Sungai Chao Phraya terus meningkat di tengah Badai Tropis Dianmu, yang melanda 30 dari 76 provinsi di negara itu.
Sungai Chao Phraya merupakan sungai yang membelah Bangkok setelah berkelok-kelok hampir 400km (248 mil) dari utara.
Para pejabat pemerintah mengatakan pada Senin (27/9), hujan muson musiman dapat memperburuk banjir, yang meluas ke sekitar sepertiga dari Thailand. Stasiun pompa digunakan untuk mengurangi potensi kerusakan.
Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand melaporkan sekitar 70.000 rumah diperkirakan terkena dampak, dengan wilayah tengah kerajaan yang paling parah terkena dampaknya.
Selama akhir pekan, tim darurat melakukan penyelamatan dramatis dengan mengevakuasi penduduk desa dari atap di beberapa bagian provinsi Chaiyaphum, sekitar empat jam di timur laut ibu kota.
Bangkok menyaksikan bencana musim muson 2011, ketika mengalami banjir terburuk dalam beberapa dekade. Seperlima dari kota itu berada di bawah air dan lebih dari 500 orang tewas.
Di masa lalu, lahan pertanian dan sawah di daerah dataran rendah menyerap air banjir, tetapi perluasan kota telah banyak diubah menjadi real estat.