Muslim Amerika Serukan Boikot Hilton Terkait Pembangunan Hotel di Lokasi Masjid Uighur
Berita Baru, Internasional – Sejumlah organisasi Muslim di Amerika Serikat menyerukan boikot terhadap Hilton atas rencananya membangun hotel di lokasi masjid Uighur di Xinjiang yang dihancurkan pemerintah China.
“Hari ini, kami mengumumkan kampanye boikot global terhadap Hilton,” ujar direktur eksekutif organisasi Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Nihad Awad, dikutip Al-Jazeera, Kamis (16/9).
Awad mengatakan bahwa CAIR juga sudah bernegosiasi secara tak langsung dengan grup hotel untuk membatalkan rencana pembangunan hotel itu. Namun, pembicaraan itu tak berhasil.
“Anda dan saya punya opsi untuk memilih ke mana harus pergi dalam perjalanan Anda, atau melakukan pertemuan bisnis, atau mengadakan acara, pernikahan ataupun perjamuan,” kata Awad.
Melalui sebuah pernyataan di situs resminya, CAIR menyebut rencana pembangunan ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berkontribusi terhadap penghancuran iman dan budaya etnis Uighur.
“CAIR meyakini Hilton harus berada di pihak yang benar dengan mengumumkan akan membatalkan proyek ini dan menghentikan operasi apapun di wilayah Uighur, China, sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaan terhadap jutaan orang tak bersalah,” tulis CAIR.
Seruan boikot ini muncul setelah beredar kabar bahwa Hilton berencana membangun hotel di atas lahan tempat masjid Uighur pernah berdiri di Xinjiang. Pemerintah China menghancurkan masjid itu menggunakan buldoser pada 2018 lalu.
Pada Juli, Kongres AS meminta Hilton Worldwide untuk menghentikan proyek tersebut.
namun demikian, salah satu juru bicara Hilton mengatakan bahwa mereka tak terlibat dalam pemilihan lokasi hotel tersebut.
Menurutnya, model waralaba perusahaannya membuat mereka keterlibatan mereka dalam pengembangan dan pengelolaan properti terbatas.
“Namun, kami dapat mengonfirmasi bahwa pada tahun 2019, sebuah grup independen China membeli tanah kosong lewat lelang publik, dengan rencana pembangunan komersial termasuk hotel,” katanya.
Juru bicara itu kemudian berkata, “Hilton tak terlibat dalam pemilihan lokasi.”
China terus menjadi sorotan karena dianggap merenggut hak-hak minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. Pada 2017 hingga 2020, sekitar 16 ribu masjid di 900 lokasi Xinjiang dihancurkan.
Pejabat China menyatakan, awal 2021 ini tak ada situs keagamaan di Xinjiang yang dihancurkan atau menjadi target pembatasan secara paksa.
Selama ramadan April lalu, Reuters meninjau sebagian masjid di sana. Beberapa dihancurkan sebagian, sisanya sudah rata dengan tanah.