Ketua RMI PBNU Ungkap Filosofi Logo Hari Santri 2021
Berita Baru, Jakarta – Secara resmi Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) membuka rangkaian Peringatan Hari Santri 2021.
Ketua RMI PBNU, Abdul Ghaffar Rozin menyampaikan bahwa tahun ini merupakan peringatan hari santri ketujuh setelah ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Gus Rozin itu mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun berbagai rangkaian agenda selama dua bulan ke depan, dengan diawali pengenalan Logo Hari Santri 2021.
“Kita mengawali dengan memperkenalkan logo dan tagline Hari Santri 2021. Kita membuka peringatan hari santri ini dengan rangkaian-rangkaian yang akan kita ikuti selama dua bulan dari sekarang,” tutur Gus Rozin dalam konferensi pers Kick-Off Hari Santri 2021 melalui kanal Youtube TV NU, Rabu (8/9).
Gus Rozin menyebut, logo hari santri tahun 2021 merupakan hasil sayembara yang telah dilakukan RMI PBNU. Menurutnya logo yang disepakati memiliki makna filosofis yang sangat dalam.
Logo itu, lanjut Gus Rozin, bergambar air jernih sebagai lambang kesejukan dan kesegaran sehingga menjadi kekuatan bagi kehidupan.
“Air adalah sumber kehidupan. Logo ini menegaskan, santri dan pesantren terus memberi kesejukan dan kesegaran bagi kehidupan berbangsa dan bernegara melalui mainstreaming Islam rahmatan lil alamin. Santri dan pesantren juga terbukti menjadi kekuatan besar bagi negara, mulai dari resolusi jihad sampai saat ini,” tegasnya.
Air yang menetes, tambah Gus Rozin, menjadi logo hari santri tahun ini yang melambangkan bahwa santri berperan sebagai sumber inspirasi sekaligus salah satu sumber kehidupan bagi bangsa ini.
“Kemudian di bawah logo itu terdapat tagline 3 kata yakni Bertumbuh, Berdaya, dan Berkarya. Tagline ini menggambarkan karakteristik dan nilai pesantren yang terus bertumbuh sejak 1.400 Masehi, pesantren bediri dan terus bertumbuh secara kualitas dan kuantitatif. Artinya bertumbuh mempengaruhi sejarah peradaban,” terangnya.
Sebagai informasi, Logo Hari Santri 2021 itu merupakan karya dari santri asal Ciamis, Jawa Barat, Ahmad Muhajirin dengan akun Instagram @ahmujir. Ia berhasil memenangkan sayembara logo yang diadakan RMI PBNU melalui media sosial, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut ia menyampaikan, pesantren juga berdaya secara nilai, tradisi, tata kelola, politik dan ekonomi. Sebab pesantren memiliki tugas untuk memberdayakan masyarakat lingkungan pesantren hingga pada akhirnya memberdayakan negara Republik Indonesia.
Pesantren dan para santri, lanjutnya, terus berkarya seperti lahirnya sebuah kitab-kitab baru yang dikarang komunitas pesantren, para kiai dan santri. Namun, karya itu perlu dimaknai lebih luas lagi.
“Saat ini santri perlu terus didorong untuk berkarya di bidang-bidang lain. Santri perlu didorong untuk berkarya di bidang ekonomi, teknologi, dan tidak ada batas untuk santri berkarya,” tegas Gus Rozin.
Pada tahun ini, kata Gus Rozin, santri dan pesantren sudah harus berkembang serta berpikir ke depan. Artinya, tidak hanya berkutat pada persoalan-persoalan kesehatan saja, tetapi mesti harus sudah berpikir soal masa pascapandemi.
“Kita, santri dan pesantren harus berpikir tentang Indonesia pascakrisis kesehatan dan ekonomi yang sekarang ini. Kita harus menjadi bagian dari kembali membangkitkan Indonesia,” pungkasnya.