Gempa M 5,1 Guncang Bengkulu Selatan
Berita Baru, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Selatan melaporkan bahwa warga di wilayah tersebut merasakan guncangan gempa magnitudo (M)5,1 pada Minggu dini hari (15/8), pukul 01.41 WIB.
“Tidak ada laporan kepanikan masyarakat yang dipicu oleh guncangan tersebut,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/8).
BPBD Kabupaten Bengkulu Selatan mencatat durasi guncangan selama satu hingga dua detik. Sejauh ini tidak ada laporan dampak yang ditimbulkan gempa tersebut, baik korban jiwa maupun kerusakan bangunan.
Sedangkan pantauan pusat gempa, BPBD menginformasikannya berada pada 29 km barat laut Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
Parameter gempa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kedalaman gempa pada 22 km. Berdasarkan pemodelan, gempa tidak berpotensi tsunami.
Sedangkan dilihat dari kekuatan gempa yang diukur dengan satuan MMI atau Modified Mercally Intensity, wilayah Bengkulu Selatan pada III-IV MMI, Kota Bengkulu III MMI serta Kepahiang dan Liwa II-III MMI.
Pada analisis inaRISK, Provinsi Bengkulu merupakan wilayah dengan potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
Sebanyak 10 kabupaten berada pada kategori tersebut, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kaur, Seluma, Mukomuko, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
Luas bahaya mencapai 1,7 juta hektar. Potensi populasi terpapar di sejumlah kabupaten tersebut sebanyak 77.888 jiwa.
Dilihat pada skop kabupaten, sebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan berpotensi gempa dengan kategori sedang hingga tinggi. Sedangkan pada konteks risiko, sebanyak 148.514 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa di 11 wilayah tersebut.
Serangkaian gempa pernah terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu, yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung.
Berdasarkan data BNPB selama kurun 10 tahun (2010-2020), beberapa gempa dengan magnitudo besar tercatat dirasakan warga Bengkulu, seperti pada 2011, 2012, 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2020. Dari rentetan peristiwa tersebut, gempa berdampak pada kerusakan bangunan rumah warga Bengkulu.
Menyikapi bahaya gempa bumi, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi dampak, khususnya kerusakan bangunan rumah.
Menurut Muhari, korban jiwa tidak diakibatkan oleh peristiwa gempa namun reruntuhan bangunan. Di sisi lain, kerusakan rumah warga dapat dipicu oleh faktor struktur bangunan tanpa memperhatikan kaidah bangunan tahan gempa.
“Upaya kesiapsiagaan akan membantu setiap warga untuk selamat dari ancaman bahaya gempa bumi,” ujar dia.