Tarik Investor, Pemprov Jabar Gelar WJIS 2019
Berita Baru, Jakarta – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar bekerja sama dengan Bank Indonesia menggelar West Java Investment Summit (WJIS) 2019 pada akhir pekan lalu di Kota Bandung.
WJIS 2019 merupakan forum investasi yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha dan investor untuk berdiskusi mengenai berbagai hal teknis terkait proyek investasi di provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia ini.
Acara ini dibagi menjadi lima kegiatan utama. Yaitu High Level Session, Penandatanganan MoU/Kesepakatan Investasi dan Perdagangan, Project Consultation, One-on-One Meeting, serta Pameran Investasi dan UMKM.
WJIS 2019 sebagai edisi pertama–nama baru dari agenda rutin dua tahunan DPMPTSP Jabar– diikuti sekira 250 peserta mulai dari para investor domestik dan asing, mitra sister province, kedutaan besar negara sahabat, asosiasi, pengelola kawasan industri, instansi penanaman modal, juga instansi terkait lainnya.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi DPMPTSP Jabar Eka Hendrawan, WJIS 2019 menjadi platform penting bagi Pemdaprov Jabar untuk membuka potensi investasi baik di Semester II 2019 maupun ke depannya.
Pasalnya, kecuali pada 2017, Jawa Barat menjadi provinsi nomor satu dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia selama 2012-2018. Sementara di Semester I 2019, Jabar memiliki angka investasi Rp68,7 triliun dari target Rp121,8 triliun tahun ini.
Untuk itu, penting bagi Pemdaprov Jabar untuk memberikan informasi sekaligus menawarkan kesempatan para pelaku usaha dan investor untuk berinvestasi di berbagai bidang mulai dari transportasi, infrastruktur, hingga pengembangan area industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
”Maka kami ingin lebih baik lagi menyelenggarakan acara ini (WJIS) dan berbahagia karena sesuai arahan Pak Gubernur (Ridwan Kamil) kami melakukan inovasi dan kolaborasi,” kata Eka dalam siaran pers yang diterima, Selasa (15/10).
Kepala Bidang Pengendalian DPMPTSP Jabar Diding Abidin berujar, di WJIS 2019 akan disampaikan mengenai beberapa proyek investasi seperti pembangunan monorail Bandung Raya, Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka dan Ciayumajakuning, dan Aerocity Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Selain itu, lanjut Diding, WIJS 2019 juga akan mempromosikan pembangunan KEK Rebana (Cirebon-Patimban Subang-Kertajati Majalengka) serta Kawasan Industri Lido, Kab. Bogor, Cikidang, Kab. Sukabumi, serta Kab. Pangandaran.
Beberapa investor asing yang sudah menunjukkan minat terhadap proyek tersebut berasal dari Benua Eropa (antara lain Inggris, Belgia, dan Perancis), Amerika (Amerika Serikat dan Kanada), Timur Tengah (Kuwait, Pakistan, dan Sudan), serta investor utama dari Asia (China, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia).
Kepala Grup Advisory & Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Prov. Jabar Pribadi Santoso sementara itu menjelaskan, WJIS 2019 diharapkan mampu mengoptimalkan komunikasi dengan investor, membuka market access, meningkatkan kinerja dan daya saing, serta menciptakan persepsi positif akan investasi di Jabar.
”Penyelenggaraan acara ini tidak hanya untuk mengenalkan, tapi juga promosi. Dengan adanya kegiatan ini, Jabar akan lebih dikenal sehingga investor tertarik berinvestasi,” ucap Pribadi.
Dikatakannya, ini menjadi wahana investor untuk business matching, investor dan semua pelaku usaha yang akan menjadi tujuan investasi bertemu sehingga harapannya ada deal antara investor dan pelaku usaha di Jabar. Dengan terlampaunya target investasi di Jabar pada 2018 juga status sebagai peringkat satu minat investasi, WJIS 2019 bisa mengampanyekan bahwa investasi di Jabar kondusif.
”Beberapa investor (asing) sudan menyatakan minat. Dengan demikian, nanti akan timbul perluasan akses pasar produk Jabar,” kata Pribadi.
Pribadi pun mengatakan bahwa Jabar sangat prospektif baik dari kekayaan alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia dan skill-nya. Diharapkan, inovasi Pemdaprov Jabar termasuk melalui promosi bisa mengakselerasi investasi sehingga berdampak tak hanya pada tumbuhnya ekonomi, tapi juga ketersediaan lapangan kerja baru.
”Sepanjang investasi Jabar itu mampu menemukan pasar baru, membuat produk yang sesuai dengan permintaan pasar, (itu) bisa (mengikuti) perubahan global. Ini bisa menjadi hal positif yang diharapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar,” paparnya.