Terbukalah Melawan Diskriminasi: Film Purl
Beritabaru.com, Jakarta – 5 Februari 2019 lampau, PIXAR merilis film pendek berdurasi 8 menit berjudul “Purl” yang disutradarai oleh Kristen Lester dan diproduseri oleh Gillian Libbert-Duncan. Film ini merupakan salah satu film bagian program sparks shorts.
Film Purl, hingga kini masih terus mendapatkan perhatian. Purl sendiri telah ditonton oleh lebih dari 11 juta penonton sejak pertama kali rilis.
Kisah film ini bercerita tentang sebuah gulungan benang berwarna pink bernama Purl yang baru saja masuk ke sebuah perusahaan bernama “BRO capital”.
Sejak awal masuk, purl tidak mendapatkan ‘tempat’ di antara rekan kerjanya yang didominasi para laki-laki dengan kebiasaan dan budaya maskulinnya.
Perusahaan Bro adalah tempat bagi para lelaki (Bro), maka tak ayal terjadilah dikriminasi gender (misogini). Situasi inilah yang diperlihatkan dalam film.
Merasa tidak diterima, membuat Purl mengubah penampilan dirinya serta mengikuti kebiasaan maskulin rekan kerjanya. Hingga Purl menghilangkan identitas dirinya agar dapat diterima.
Film purl memiliki alur kuat saat menggambarkan krisis diri yang dihadapi purl hingga dilema yang melanda purl disaat seorang gulungan benang berwarna kuning bernama Lacy masuk menjadi karyawan baru di perusahaan tersebut.
Purl, memang film pendek yang hanya berdurasi 8.44 menit, namun sarat akan makna. Penggambaran diskriminasi gender (misogini), diskriminasi ras, dan sulitnya keterbukaan terhadap perbedaan dibawakan dengan halus dan mendalam pada film ini.
Pesan terdalam dari film ini, bukan hanya sebatas perilaku diskriminasi gender semata. Namun lebih luas dari itu.
Film ini mengajak untuk menghentikan diskriminasi terhadap siapapun dengan konteks apapun baik fisik maupun kebiasaan seseorang, menghargai dan membuka diri terhadap keberagaman, serta membuka kesempatan bagi siapapun.
“Purl” sebuah karya apik lainnya dari PIXAR. [Soe]