Tabrakan Kereta di Pakistan: Jumlah Korban Capai 63 Jiwa
Berita Baru, Internasional – Jumlah korban jiwa akibat tabrakan kereta api ekspres di Pakistan meningkat menjadi 63 orang setelah petugas memeriksa lebih lanjut di sisa puing kereta.
Pihak berwenang Pakistan, seperti dilaporkan oleh Channel News Asia, pada Selasa (8/6) menyisir puing-puing dua kereta api yang bertabrakan pada Sabtu (6/6).
Setidaknya 63 orang tewas dalam insiden kereta tergelincir di kota Daharki provinsi Sindh.
Tentara dan petugas membersihkan sebagian besar puing-puing gerbong yang hancur. Sementara tukang las sedang menyelesaikan perbaikan pada rel yang rusak.
Bau diesel, keringat, dan darah yang menyengat memenuhi tempat kejadian. Para pekerja mengatakan mayat-mayat dievakuasi dari gerbong yang hancur.
“Ini adalah kecelakaan paling kolosal yang pernah saya lihat dalam sekitar 10 tahun pelayanan,” kata insinyur kereta api Jahan Zeb kepada AFP.
Kereta Millat Express sedang melaju dari Karachi ke Sargodha dan nahasnya tergelincir, tak lama kemudian datang kereta Sir Syed Express dari Rawalpindi dan tabrakan pun tak terhindarkan.
Kecelakaan itu telah menyalakan kembali perdebatan tentang keadaan sistem transportasi umum Pakistan yang buruk.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan Millat Express anjlok hingga tertabrak kereta lain. Pihak berwenang hingga kini masih melakukan penyelidikan.
Menteri Dalam Negeri Sheikh Rashid, yang juga mantan menteri perkeretaapian, menggambarkan bagian jalur itu “berantakan”, sementara menteri saat ini Azam Swati menyebutnya “sangat berbahaya”.
Pakistan Railways mengatakan pada hari Selasa mengeluarkan dua daftar yang menyebutkan 51 daftar korban dan 12 lainnya disebutkan tidak dikenal.
Usman Abdullah, wakil komisaris provinsi, membenarkan jumlah korban. Mulai dari bayi berusia satu bulan hingga seorang wanita berusia 81 tahun.
Khan Mohammad, kepala stasiun di persimpangan terdekat dari tempat kejadian, mengatakan bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa jika ia diberi waktu lebih lama untuk menyelamatkan kereta yang anjlok.
“Saya melihat seorang gadis berusia enam atau tujuh tahun terjebak di bawah lokomotif, lututnya tersangkut di rel,” katanya. “Kami entah bagaimana menyelamatkannya, dan dia secara ajaib masih hidup.”
Tapi kemudian datang kereta lain dan langsung menabrak kereta yang anjlok tersebut.
“Kalau delay sekitar 10 menit, kecelakaan ini bisa dihindari,” katanya.
Kecelakaan ganda itu terjadi sekitar pukul 03.30 waktu setempat, ketika sebagian besar dari 1.200 penumpang di kedua kereta itu tertidur.