Imam Besar Masjid Gaza Palestina: Terimakasih Umat Muslim Indonesia
Berita Baru, Lombok Tengah – Syekh Muhammad Adil Saleem Al Ghoul asal negara Palestina yang juga imam besar disalah satu Masjid di Gaza mengungkapkan rasa terima kasih kepada kaum muslimin di seluruh dunia, khususnya Indonesia atas bantuan yang diberikan kepada Palestina yang saat ini sedang memperjuangkan kemerdekaan.
“Kami sangat bersyukur, di Palestina tembus kabar bahwa Indonesia terus memberikan bantuan dan selalu bertanya kondisi kaum muslimin Palestina. Artinya, masyarakat Indonesia sangat peduli terhadap kami di Palestina,” kata Syekh Muhammad saat mengisi ceramah di Masjid Nurul Islam (1/6) Kelurahan Leneng Kabupaten Lombok Tengah.
Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas kepedulian Komite Nasional Rakyat untuk Palestina (KNRP) dan masyarakat Kelurahan Leneng Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah yang telah membantu kaum muslimin di Gaza Palestina.
“Saya mewakili warga di Palestina mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Baik itu bantuan materil maupun do’a. Insyaallah, Allah balas dengan balasan yang setimpal,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menceritakan bahwa hingga saat ini Israel terus melakukan serangan demi memuaskan hasrat dalam meluluh lantakkan kota Kudus di Gaza Palestina, khususnya Masjid Aqsa.
“Pada saat malam Lailatul Qadar atau malam ke 27 Ramadhan lalu, Israel melakukan serangan bertubi-tubi terhadap kami yang sedang melangsungkan ibadah di Masjid Aqsa. Mereka sangat keji,” serunya.
Tujuan Yahudi, lanjutnya, untuk membantai secara keseluruhan kampung yang ada di sekitar Masjid Aqsa. Dengan begitu, akan memudahkannya untuk menghancurkan Masjid Aqsa.
“Jika ada orang yang disisakan di Gaza, maka rencana jahatnya untuk menghancurkan Masjid Aqsa tidak bisa dilakukan. Untuk itu, mereka harus membinasakan orang yang ada di kampung sekitar Masjid Aqsa. Mereka ingin memastikan bahwa orang yang di kota Kudus itu keluar dari Palestina,” ujarnya.
Sebelumnya, dengan ketidak berdayaan yang dimiliki orang Palestina, mereka tidak bisa berbuat apa-apa saat ditembaki puluhan rudal Israel.
“Dulu, kami tidak memiliki daya serang apapun. Namun, saat ini kami punya daya serang yang cukup kuat. Orang Yahudi kirim rudal berulang kali maka kami mengirim kembali rudal tersebut,” jelasnya.
Ditekankan, Ketika orang Gaza menyerang, kaum yahudi Israel mengubah fakta seolah mereka yang terzolimi. Untuk itu, pihaknya meminta agar semua orang ikut mensosialisasikan keadaan sebenarnya bahwa Palestina lah yang diserang. Sehingga tidak ada anggapan orang bahwa Palestina itu teroris.
“Sudah berapa banyak darah bertumpahan di Gaza Palestina. Sekitar 70 tahun lebih lamanya kami diserang untuk dibinasakan yahudi. Tiba-tiba begitu kami membalas serangan mereka, mereka memutar balikkan fakta seolah mereka yang terzolimi dan menyebut orang muslim Palestina teroris,” paparnya.
Saat ini, di Gaza sudah terbentuk pasukan Hamas. Hamas merupakan sebutan untuk orang asli di Gaza yang melakukan perlawanan terhadap kejahatan Israel.
“Orang Yahudi merubah fakta dengan menyebut Hamas teroris. Padahal, Hamas adalah orang yang memperjuangkan Palestina seutuhnya. Melalui kesempatan ini, kami mengajak semua orang untuk menyampaikan fakta sebenarnya bahwa mereka kaum Yahudi lah sesungguhnya teroris,” tutupnya.
Salah seorang tokoh Masyarakat Kelurahan Leneng, Abdul Hakim, mengatakan bahwa kegiatan ini diadakan sebagai wujud kepedulian dan rasa empati kepada saudara Muslim di Palestina.
“Acara ini juga bertujuan agar masyarakat Indonesia wabil khusus Jamaah Masjid Nurul Islam Leneng mengetahui kondisi dan keadaan saudaranya yang berada di Palestina, sehingga tergerak hatinya untuk membantu saudara Muslim yang sedang membutuhkan bantuan baik moril maupun materil,” kata Hakim.
Dalam acara tersebut, KNRP Lombok menyerahkan bantuan masyarakat kelurahan Leneng yang terkumpul sekitar 6 juta rupiah. Sebelumnya, KNRP Lombok Tengah juga sudah menyalurkan bantuan tahap 1 sebesar 52 juta rupiah. Bantuan diserahkan pembina Masjid Nurul Islam Leneng, Abdul Hakim, didampingi anggota KNRP Lombok Tengah, L.M. Isnaini yang juga merupakan Lurah Leneng.