Polisi Israel Menyerbu al-Aqsa, 278 Orang Terluka
Berita Baru, Internasional – Setelah bentrokan semalaman dengan pengunjuk rasa Palestina, polisi Israel menyerbu situs suci al-Aqsa di Yerusalem. Penyerbuan dilakukan sebelum pawai Hari Yerusalem yang diperingati setiap tahun oleh kaum nasionalis garis keras Israel.
Hari Yerusalem adalah peringatan perebutan wilayah oleh pasukan Israel pada thaun 1967, yang sampai kini menjadi biang konflik dan kekerasan.
Seperti dilansir dari The Guardian, Senin (10/5), Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan 278 orang terluka setelah petugas anti huru hara bentrok dengan demonstran Palestina di Yerusalem Timur.
Situasi kian memanas, ditambah dengan penundaan keputusan pengadilan Israel tentang status permukiman Yahudi di lingkungan Sheikh Jarrah, Kota Tua, Yerusalem.
Menurut laporan media lokal, lima dari yang terluka dalam kondisi serius dan seorang anak Israel berusia tujuh bulan terluka oleh batu yang dilemparkan ke mobil keluarganya.
Di tengah kekhawatiran atas risiko eskalasi lebih lanjut, pejabat keamanan utama Israel meminta polisi untuk menghentikan perayaan provokatif “pawai bendera” yang memasuki Kota Tua Yerusalem melalui Gerbang Damaskus dan berbaris melalui Muslim Quarter.
Kekerasan terbaru terjadi ketika Dewan Keamanan PBB menjadwalkan konsultasi tertutup tentang situasi di Yerusalem pada hari Senin. Para diplomat mengatakan pertemuan itu diminta oleh Tunisia, perwakilan Arab di dewan tersebut.
Konfrontasi berlanjut sampai setelah fajar, ketika polisi pindah ke kompleks Kota Tua, di mana situs tersuci ketiga Islam, al-Aqsa, terletak. Polisi menembakkan granat kejut ke jemaah yang melemparkan batu.
Saat berbicara dalam pertemuan kabinet khusus sebelum Hari Yerusalem, perdana menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, “Israel tidak akan membiarkan ekstremis manapun mengacaukan ketenangan di Yerusalem. Kami akan menegakkan hukum dan ketertiban dengan tegas dan bertanggung jawab.”
“Kami akan terus mempertahankan kebebasan beribadah untuk semua agama, tetapi kami tidak akan membiarkan gangguan kekerasan,” katanya, menambahkan: “Kami dengan tegas menolak tekanan untuk tidak membangun di Yerusalem.”
Sebelumnya, pada Minggu malam (9/5), gerilyawan Palestina di Jalur Gaza dilaporkan menembakkan empat roket ke arah Israel, memicu sirene serangan udara di kota selatan Ashkelon dan daerah sekitarnya, kata militer Israel. Satu roket dicegat, sementara dua lainnya meledak di dalam Gaza, tambahnya. Tidak ada laporan kerusakan atau cedera.
Sebelumnya pada hari itu, Israel melakukan serangan udara di pos kelompok militer Hamas sebagai tanggapan atas serangan roket yang meluncur ke wilayahnya. Orang-orang di Gaza juga meluncurkan balon pembakar ke Israel selatan pada siang hari, menyebabkan puluhan kebakaran.
Israel telah menghadapi kritik dan kecaman internasional atas tindakan keras polisi kepada demonstran dan penggusuran yang direncanakan. Pekan lalu badan hak asasi PBB menggambarkan pengusiran orang Arab dari rumah mereka sebagai kejahatan.
Pada hari Minggu, Yordania, yang memiliki hak asuh atas situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, menyebut tindakan Israel terhadap jamaah di al-Aqsa “barbar”.
Pada Sabtu malam, 120 orang terluka, termasuk seorang anak berusia satu tahun, dan 14 orang dibawa ke rumah sakit. Kekerasan itu terjadi sehari setelah lebih dari 200 warga Palestina terluka di sekitar masjid al-Aqsa.