Ramadan kesembilan: dari #TanggaRuhani Tawakal hingga Ketundukan
Berita Baru, Ramadan – Ramadan ke-9, Oman Fathurahman menulis tentang empat (4) #TanggaRuhani, yaitu al-Tawakkul (tawakal), al-Tafwidh (pasrah), al-Tsiqah (yakin), dan al-Taslim (tunduk). Sekilas, empat level rohani ini terlihat identik, tetapi tidaklah demikian adanya.
Al-Tawakkul #TanggaRuhani ke-27 Oman memahaminya sebagai sebentuk kepasrahan kepada Tuhan setelah kita berusaha. “Ini penting sebab kita sering merasa terlalu percaya diri, hingga menggantungkan semuanya pada diri dan mengabaikan peran Tuhan,” kata Oman melalui pernyataan tertulis pada Rabu (21/4).
Ketika al-Tawakkul berada selepas kita berupaya, maka #TanggaRuhani ke-28 al-Tafwidh memiliki pola yang lebih radikal. Menurut Oman, al-Tafwidh adalah kepasrahan yang tidak saja dilakukan pascaperistiwa, tetapi juga sebelumnya.
“Mereka yang menjalani al-Tafwidh ini yakin bahwa di balik segala yang terjadi di dunia pasti ada dalangnya, yakni Tuhan. Mereka akan memasrahkan segala uruan di dunia ini pada-Nya,” ungkap Oman.
Adapun #TanggaRuhani ke-29 al-Tsiqah, Oman melanjutkan, lebih pada alasan mendasar mengapa dua #TanggaRuhani sebelumnya bisa mungkin untuk ada.
Dengan ungkapan lain, adanya praktik al-Tawakkul dan al-Tafwidh disebabkan oleh nyatanya rasa yakin atau al-Tsiqah dalam diri seseorang. Tanpa al-Tsiqah boleh dibilang, dua model kepasrahan di muka akan menjadi isapan jempol belaka.
“Ibarat mata al-Tsiqah adalah hitamnya mata dan jika hati, maka ia adalah relungnya,” Oman mengulas.
Terakhir, #TanggaRuhani ke-30 al-Taslim merujuk pada penyerahan total. Bila al-Tawakkul dan al-Tafwidh ketika menjalankannya, seseorang masih menggunakan akal dan imajinasi, dalam arti pertimbangan sebelum atau sesudah peristiwa, maka al-Taslim melampauinya.
Al-Sinkili memahaminya sebagai pasrah total, pasrah bongko’an, pada Tuhan yang Maha Benar, begitu ungkap Oman Fathurahman.