5 Kultur Indonesia ini Jadi Referensi dalam Film Raya and the Last Dragon

Berita Baru, Film – Film terbaru produksi Disney berjudul Raya and the Last Dragon berhasil kuasai box office selama tiga minggu terakhir. Film Disney satu ini memang istimewa. Berbeda dengan film sebelumnya, kamu dapat melihat penggunaan kultur Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang menjadi elemen cerita dalam film Raya and the Last Dragon. Apa saja elemen kultur tersebut?  

Keris

Menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia, keris digunakan dalam film Raya and the Last Dragon sebagai pedang milik Raya. Di negeri kita, keris identik dengan identitas budaya di Indonesia bagian barat dan tengah.

Batik

Adegan membatik dalam film Raya and the Last Dragon juga tercermin dari tradisi kultural Indonesia, lho. Dalam trailer film tersebut terdapat adegan Benji, ayah Raya, tengah menceritakan sejarah Kumandra pada Raya kecil. Di situ nampak seorang pria sedang membatik mengggunakan canting di atas sehelai kain warna putih.

Pencak silat

Budaya Indonesia lainnya yang muncul dalam film Raya and the Last Dragon adalah seni bela diri pencak silat. Gerakan pencak silat tersebut muncul dalam sebuah adegan berkelahi. Pencak silat sendiri merupakan seni bela diri asli dari Indonesia dan wilayahnya. Kesenian ini sudah dipraktekkan juga negeri Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Brunei, Singapura, dan Filipina.

Rumah Gadang

Bangunan salah satu suku di Kumandra terinspirasi dari bangunan Rumah Gadang asal Indonesia. Rumah Gadang merupakan bangunan adat asal Minangkabau yang banyak ditemui di Sumatera Barat, Indonesia. Bentuk Rumah Gadang dapat kamu lihat dalam trailer film Raya and the Last Dragon ketika ia menjelaskan mengenai sejarah Kumandra.

Sawah Terasering

Salah satu wilayah pemukiman yang ada di dalam film Raya and the Last Dragon juga mencerminkan budaya Indonesia. Soalnya nih, digambarkan pemukiman dan istana di sana dikelilingi oleh persawahan yang lanskapnya sangat mirip dengan bentuk sawah di Indonesia, seperti di Bali atau di Jawa Barat dan Jawa Tengah, dimana sawahnya berbentuk terasering.

Teknik terasering digunakan untuk membentuk teras di lahan yang miring demi memperkecil kemiringan lereng sehingga mengurangi intensi erosi.