Kejar Bauran EBT, Indonesia Butuh Rp2.407 Triliun
Berita Baru, Jakarta – Pemerintah telah menetapkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025 dapat mencapai 23 persen.
Padahal sampai akhir tahun 2020 lalu, target yang didapat masih berada di angka 11,20 persen, atau masih jauh dari target.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Chrisnawan Anditya, dalam sebuah Webinar bertajuk “Opportunities and Challenging’, Selasa (9/3).
Pada kesempatan tersebut Chrisnawan juga menyebut jika pertumbuhan EBT di Indonesia terus terjadi, meski percepatannya tidak meyakinkan.
“Realisasi dengan target belum bisa matching. Energi terbarukan itu lebih kecil dibanding pembangkit tenaga batu bara,” jelasnya.
Salah satu hambatannya, kata Chrisnawan, adalah tingginya kebutuhan investasi itu sendiri.
Menurut perhitngan Kementerian ESDM bisa mencapai sebesar USD167 miliar atau Rp2407,2 triliun.
Untuk itu Chrisnawan menjelaskan bahwa tanggung jawab untuk akselerasi EBT di Indonesia tidak bisa hanya ditumpukan pada Kementerian ESDM, tetapi juga para pemangku kepentingan lainnya.
“Ini tidak saja tugas Kementerian ESDM di Bappenas tapi tugas semua stakeholder energi terbarukan. Tanpa integrasi harmonisasi hanya di sektor energi, industri transportasi, dan lain-lain, tanpa ada satu perencanaan yg terintegrasi, tidak bisa mempercepat pelaksanaan akselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan,” tegasnya.